Brilio.net - Curhatan Danial Sutami (34) yang memiliki orangtua beda agama ternyata banyak menarik perhatian para netizen. Curhatan yang awalnya hanya diposting di akun Facebooknya itu pun viral dan banyak dibagikan.
Kepada brilio.net, Jumat (18/3), Danial menceritakan pengalaman melalui hidup dengan orangtua yang beda agama. Ia menceritakan jika sejak kecil ia kerap menerima ejekan karena perbedaan tersebut. Bahkan ejekan itu sudah muncul saat ia duduk di bangku SD.
BACA JUGA :
Kisah sukses Ardi, dari nol kini juragan 29 kapal nelayan!
Baca juga: Kisah anak dengan orangtua beda agama ini bikin terenyuh
Danial bersekolah di SD Muhammadiyah di Kota Pontianak. Danial kecil kerapikut ayahnya ke masjid, namun dia dia juga kerap ikut ibunya ke gereja. Hal itulah yang membuatnya sering dicemooh teman-temannya. "Saat itu saya mengidentifikasi diri saya sebagai Krislam," kata Danial.
Masuk kelas 4 SD, Danial terpaksa pindah sekolah karena mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke Ambon. Di sana, ia juga disekolahkan di sekolah Islam. Saat itulah ia memutuskan untuk tak lagi ikut ibunya ke gereja. Ibu Danial pun sedih dan marah. Danial juga merasa didiamkan selama beberapa hari karena pilihannya itu.
BACA JUGA :
Curhatan tentang perbedaan mahasiswa dulu & sekarang, menohok banget!
Sulung dari tiga bersaudara itu bercerita, sejak ia kecil, kedua orangtuanya sama sekali tak pernah mendebatkan masalah agama di depannya. Danial tak memungkiri jika ada usaha dari ayah ataupun ibunya agar Danial bisa mengikuti mereka.
Belum sampai lulus, Danial lagi-lagi terpaksa pindah sekolah Setelah lulus SD, Danial lantas melanjutkan SMP di Dili. Di sanalah ia mendapatkan kepercayaan menjadi Wakil ketua OSIS, komandan Paskibra, dan anggota Patroli Keamanan Sekolah (PKS) karena kapasitasnya. Meskipun ia seorang muslim yang berada di tempat yang mayoritas Kristen, tapi nyatanya ia tetap terpilih dan diberi kepercayaan.
Setahun di Dili, Danial terpaksa pindah sekolah ke Medan saat menginjak kelas 2 SMP. Medan sebenarnya bukan tempat yang asing baginya. Di sanalah keluarga besar dari ayahnya berkumpul. Tapi bukannya mendapatkan ketenangan, Danial malah merasa mendapatkan celaan yang lebih dari kota-kota lain yang pernah ia tinggali. Lagi-lagi celaan itu disebabkan perbedaan agama kedua orangtuanya. Pernikahan kedua orangtua Danial sejak awal memang menjadi kontroversi keluarga.
"Saya sering dibilang nenek sebagai anak haram karena kedua orangtua dianggap berzina selamanya karena beda agama," terang Danial.
Tak hanya Danial yang mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Ayah Danial jug akerap menerima celaan karena mempunyai istri yang beda agama. Bahkan hal itu menjadi penghambat karir ayahnya. Banyak orang yang berdalih, mengislamkan istrinya saja nggak bisa bagaimana mau diberi amanat jabatan yang lebih besar.
Masa-masa SMA menjadi awal Danial mempelajari agama. Saat itu ia berpikiran mempelajari agama untuk bisa mengislamkan ibunya. Di sana ia sering mengikuti kajian yang diadakan Rohis SMA. Hal itu berlanjut hingga ia menempuh pendidikan di jurusan Psikologi Universitas Indonesia (UI). Bahkan ia di sana malah ikut salah satu golongan Islam garis keras. Dari kajian-kajian yang sering ia ikuti, ia malah semakin membenci ibunya karena beda agama.
"Saya malah pernah sampai bilang ke ibu kalau darahnya halal saya bunuh kalau dia tak masuk Islam," katanya.
CERITA HIDUP DANIAL MEMANG BERLIKU, KLIK NEXT UNTUK LANJUTAN CERITANYA