Brilio.net - Begitu selesai kuliah, punya ijazah, bukan jaminan langsung dapat kerja. Kalau pun kampus kita telah banyak mengadakan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tertentu, bukan berarti fresh graduated-nya bisa langsung terjaring menjadi pekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.
Nah, berikut ini beberapa hal yang ada dalam diri yang membuat kita sebagai fresh graduate susah mendapatkan pekerjaan.
1. Persiapan kurang
Mencari kerja tidak jauh beda dengan mencari jodoh. Butuh modal, persiapan dan perencanaan. Modal di sini adalah waktu, tenaga serta biaya yang harus kamu keluarkan untuk membuat resume diri sebagus mungkin, mendatangi event-event job fair, mendaftar jadi member di berbagai layanan penyedia informasi lowongan pekerjaan, dan pontang-panting ikut tes seleksi yang belum tentu digelar di kota kediaman kita.
So, jika kamu tidak memiliki persiapan ini atau bahkan tidak memikirkannya kita akan kehilangan peluang mendapatkan kerja.
2. Saingan banyak
Saingan banyak sudah pastilah ya. Jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah sarjana yang mencari kerja. Belum lagi kalau jurusan yang kita ambil tidak memiliki daya tawar pekerjaan yang spesifik di perusahaan, seperti ilmu-ilmu sosial. Jadi harus siap berkompetisi.
Nah, kurangnya persiapan tadi juga bisa sangat menentukan dalam rangka kompetisi mendapatkan pekerjaan yang kita ingin tadi.
3. IPK rendah
BACA JUGA :
Meskipun sudah meninggal, ayah Andi 'hadir' dalam wisudanya
Ngejar cepet lulus, tapi IPK kita terabaikan, jangan sampai ya guys! Ini tidak jarang terjadi. Demi mengejar target lulus 4 tahun, nilai-nilai kita yang masih jelek jadi ngga mau diulang. Padahal IPK itu pertimbangan administratif yang penting di perusahaan-perusahaan besar.
Tentunya sering kita dapati di job-job vacancy yang mensyaratkan IPK minimum tertentu. Kalaau IPK nggak memenuhi, itu berarti kamu nggak akan lolos seleksi awal atau seleksi administrasi.
4. Terlalu selektif
Terlalu selektif bisa juga membuat kamu malah nggak dapet-dapet pekerjaan. Memang, bekerja sebagai ini atau itu, atau bekerja di tempat ini atau itu lebih kita inginkan.
Tapi kalau nggak mau lama-lama nganggur hanya untuk nunggui kesempatan itu, sebaiknya terima saja apapun pekerjaannya dan di manapun perusahaannya. Sebab, terlalu selektif membatasi kesempatan kita mendapatkan pekerjaan yang bisa jadi lebih passionable buat kita.
So, jangan lagi berpikir bekerja anu, ini, itu, berani coba pekerjaan yang ada, siapa tahu lebih menyenangkan.
5. Skill belum terasah
Perusahaan membutuhkan skill kita guys! Ada dua skill dari kita yang diperlukan oleh perusahaan. Hard skill dan soft skill. Hard skill mencakup kemampuan teknikal dan pengetahuan yang memang dibutuhkan perusahaan itu. Sementara soft skill adalah attitude kita, pembawaan diri kita. Perusahaan tidak mau berjudi dengan merekrut pekerja yang hard skill minim dan soft skillnya buruk, karena itu sudah pasti akan merugikan mereka.
6. Euforia kelulusan
BACA JUGA :
10 Hal unik ini cuma dirasakan bule yang pernah belajar di Indonesia
Siapa yang nggak senang dengan pencapaian gelar sarjana yang didapat dengan proses panjang. Mulai dari mengerjakan kuliah nggak pernah absen, selalu mengerjakan tugas, dan mengerjakan skripsi dengan serius. Begitu merengkuh ijazah sarjana rasa lelah selama perkuliahan terobati.
Kamu ingin pesta sejenak, kita ingin bebas dari jadwal dan dosen sejenak. Tapi cuma sejenak saja, jangan lama-lama, nanti malah nggak dapet-dapet kerja karena udah ketuaan.
7. Lama studi
Lama studi kuliah adalah bencana bagi kita dalam berkompetisi untuk mendapatkan kerja di perusahaan. Kebanyakan perusahaan mensyaratkan umur tertentu dalam membuka lowongan pekerjaannya. Asumsinya tentu saja kemampuan beradaptasi dan belajarnya lebih baik orang di bawah umur tertentu daripada di atasnya.
Terlalu lama kuliah banyak penyebabnya, bisa saja dari kesibukan kerja sambilan, atau kegiatan organisasi. Tapi ini semua kembali ke kamunya masing-masing, karena ada di antara kita yang lebih memilih berkecimpung di organisasi atau wirausaha sendiri dengan alasan kebaikan kamu sendiri.
8. Ragu-ragu
Ya, ragu-ragu bisa jadi salah satu penyebabnya. Ragu-ragu ini timbul karena belum punya tekad yang kuat untuk mendalami dunia karier. Masih banyak pertimbangan lain yang juga penting buat kehidupan kita mendatang, salah satunya melanjutkan jenjang pendidikan.
Melanjutkan pendidikan juga merupakan pilihan yang bagus untuk dijalani, sebab dengan ijazah S2 atau S3 kita bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik dari S1. Selain itu kalau kamu sudah jadi master atau doktor, kamu bisa berkarier di dunia akademik sebagai peneliti atau pengajar atau keduanya.
9. Link/relasi
Link atau lebih tepatnya relasi sangat menentukan untuk mendapatkan pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaan yang bagus dari perusahaan belum tentu diinformasikan lewat saluran umum. Kadangkala perusahaan merekomendasikan karyawan kepercayaannya untuk mencarikan rekannya yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
So, marilah kita membina banyak jaringan yang memudahkan dalam hal apapun.
10. Pengalaman
Yap, pengalaman. Beberapa perusahaan secara terbuka menyatakan membutuhkan pekerja yang telah berpengalaman di bidang tertentu selama beberapa tahun. Tapi jangan berkecil hati dulu. Pengalaman di sini bisa kamu peroleh dari organisasi, komunitas atau kegiatan tertentu. Jadi intinya, kamu tidak boleh kurang kegiatan, kurang pergaulan dan kurang ragam belajarnya. Rugi rasanya jika semasa kuliah dihabiskan hanya untuk mengikuti kegiatan akademik saja.