Brilio.net - Kapan terakhir memakai telepon umum? Mungkin dua, lima, atau bahkan sepuluh tahun lalu? Jangankan memakai, keberadaannya saja sejak bertahun-tahun lalu sudah sangat sulit ditemui.
Pada zamannya, telepon umum mempunyai peran yang sangat besar dalam menghubungkan orang di tempat yang berbeda. Telepon umum koin mulai diperkenalkan sekitar tahun 1981. Fungsinya yang sangat dibutuhkan membuat pemasangan telepon umum semakin diperbanyak, bahkan hingga lebih dari lima ribu unit.
Perkembangan teknologi pun membuat penggunaan koin berubah menjadi kartu. Pada 1993, telepon umum kartu jumlahnya mencapai 7.000 lebih.
Berkembangnya inovasi teknologi membuat telepon umum semakin ditinggalkan. Kini perannya pun telah diambil alih oleh telepon genggam alias handphone. Telepon umum yang pernah berjaya kini tinggal menjadi cerita masa lalu. Meski begitu, majunya teknologi harusnya tak lantas membuatmu lupa akan jasa besar telepon umum.
Kangen dengan peran telepon umum sebagai alat komunikasi, para pengguna Instagram mulai banyak yang mengunggah foto telepon umum yang ia temui. Dengan tagar #teleponumum, tercatat telah muncul sebanyak 616 foto. Tagar ini menjadi semacam kabar jika masih ditemukan telepon umum, meskipun bisa jadi secara fungsi sudah tidak dapat digunakan lagi.
Nah, kangen dengan telepon umum? Berikut foto-foto telepon umum yang brilio.net rangkum dari tagar #teleponumum di Instagram, Rabu (7/10):
1. Memang semakin terlupakan
BACA JUGA :
24 Potret coretan siswa di meja sekolah, kamu pernah melakukannya kan?
2. Beralih fungsi
3. Telepon tanpa kabel ya mas?
BACA JUGA :
Perbedaan mahasiswa zaman dulu dengan sekarang
4. Assalamualaikum bang, adek kangen rindu berat sama abang!
5. Riwayatmu kini...
6. Benda usang yang tak terpakai
7. Kucing pun sedih jika teringat telepon
8. Boleh ditiru tuh gayanya!
9. Sini telepon aku aja!
10. Merhatiin telepon apa yang lagi pegang telepon mas?
11. Kabar adek baik, Ma!
12. Bagus tapi tak berfungsi
13. Sini jadian sama aku aja biar nggak jomblo!
14. Teknologi terus bergerak!
15. Duh, masnya...