Brilio.net - Psikologi sejatinya bukanlah ilmu yang mengajarkan bagaimana menjadi seorang peramal atau pembaca nasib. Melainkan ilmu yang mengajari bagaimana kita bisa memahami perilaku manusia. Terkesan abstrak banget yah? Itulah kenapa di luar sana masih banyak masyarakat awam yang salah mengartikan psikologi.
Kamu mahasiswa psikologi? Pasti tahu gimana suka dukanya. Berikut komentar-komentar yang sering ditujukan kepada mahasiswa psikologi yang dirangkum dari berbagai sumber
BACA JUGA :
Mulai kehilangan makna hidup? Coba deh, rajin baca novel
1. "Kamu anak psikologi ya? Eh, menurutmu aku orangnya gimana?"
Ini nih, salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan bahkan mungkin kamu sampai bosan mendengar ataupun menjawabnya. Secara tidak langsung kamu menjadi korban keawaman masyarakat.
2. "Eh, kamu anak psikologi ya? Bisa baca pikiran dong?"
Pliss deh... kalau anak psikologi bisa baca pikiran setiap orang, ngapain juga harus repot-repot kuliah sampai lulus? Lagi-lagi kamu menjadi korban keawaman masyarakat.
3. "Kuliah psikologi? Ngurusin orang gila dong?"
Psikologi itu luas ya... tidak melulu tentang hal-hal yang berbau klinis. Psikologi memiliki hubungan yang erat dengan manusia. Bidang apapun itu selama ada manusia, maka di situ psikologi bisa diimplementasikan. Masih mau mikir kita cuman ngurusin orang gila?
BACA JUGA :
Cewek bisa nangis tersedu-sedu gara-gara 7 hal yang tidak rasional ini
4. "Nanti abis lulus mau kerja apa? HRD ya? Dosen? Gajinya kecil, lho!"
Cuman bisa.... menghela nafas panjang.
5. Diminta baca garis tangan (palmistry), tarot, dan sebagainya.
Emangnya kamu majalah, atau koran? Makanya minta dibaca?
6. "Aku mau curhat dong..."
Akhirnya banyak orang yang nyaman untuk cerita karena merasa kita bisa bersikap netral. Tidak jarang pula berujung menjadi tempat sampah yang diberondong dengan curcolan bahkan mungkin dari orang yang belum lama kita kenal.
7. "Anak psikologi kok kayak gitu sih?!"
Kadang, masyarakat memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Mereka menganggap bahwa kita selalu bisa menahan emosi atau mengatasi stres. Padahal, yang namanya manusia pasti tidak terlepas dari kesalahan. Mempelajari ilmu psikologi bukan berarti lantas bisa mengontrol diri sendiri dari emosi.
8. "Kamu bisa nyembuhin temenku nggak? Kayaknya dia agak gila."
Urusan nyembuhin orang gila, itu menjadi ranah dari seorang terapis. Mending bawa ke psikiater aja deh.
9. "Aku mau konseling sama kamu nih."
Karena temen sendiri, dan masih kuliah, jadi ayok aja deh. Sekalian bisa buat jadi bahan belajar. Sebelum nanti bisa buka praktek sendiri dan pasang tarif.
10. "Kamu belajar psikologi masak nggak peka sama kondisi orang lain?"
Bukannya tidak peka, tapi hanya tidak ingin menyimpulkan terlalu cepat. Karena untuk memahami suatu keadaan juga perlu proses.
11. "Temenku tuh kayak gini, bla...bla...bla... Menurutmu dia kenapa ya?"
Psikologi bukanlah ilmu untuk menilai bagaimana seseorang tanpa dasar. Juga tidak dibenarkan untuk langsung menilai, melainkan menyampaikan beberapa kemungkinan atas apa yang telah diamati.
12. "Aku aja yang bukan anak psikologi lebih bisa ngertiin dia!"
Oh ya? Jangan-jangan kamu dukun?
13. "Kok pendapatmu nggak menyelesain masalah, sih?"
Kadang, ada juga yang kurang berkenan dengan apa yang kamu sampaikan. Karena pada dasarnya, solusi terbaik datang dari orang yang bersangkutan sendiri.
14. "Jangan pacaran sama anak psikologi, memangnya mau pacaran dianalisis terus?"
Hem... nggak bisa komentar deh. Mungkin kamu pernah pacaran sama anak psikologi?
15. Ditanya tips dan trik psikotes
Yah... ini juga menjadi salah satu pertanyaan yang sulit dijawab. Karena masing-masing alat tes punya maksud dan tujuan yang ingin diukur secara relatif. Selain juga tergantung untuk apa tes itu dilangsungkan. Tentu, juga ada kode etik sebagai praktisi psikologi.
Buat para mahasiswa psikologi, sudahkah kamu mengalami semuanya? Atau mau menambahkan pengalamanmu?