Brilio.net - Kalau disebut nama santri pesantren, pasti pikiran kamu langsung terbayang dengan kostumnya yang identik dengan sarung, baju koko dan peci. Ya, sarung, baju koko, dan peci seolah sudah jadi seragam paten yang selalu menempel pada mereka, meskipun tidak setiap saat mereka menggunakan kostum seperti itu.
Tapi tahukah kamu kalau di balik berbagai aktivitas belajar di pesantren itu menyimpan berbagai kebiasaan unik yang barangkali nggak akan didapatkan di rumah, sekolahan, kampus, ataupun di kos. Apa saja kebiasaan unik itu? Yuk simak ulasan berikut.
1. Makan bareng dalam satu tempat
Ini nih yang nggak ada di tempat lain, bahkan di asrama pun juga jarang ditemui. Kebanyakan pesantren, makan dilakukan secara bersama-sama. Makan bareng-barengnya anak pesantren itu menggunakan baki atau nampan sebagai tempat makannya. Tapi ada juga yang makan pakai piring masing-masing. Tapi tetap saja makannya pada waktu dan tempat yang sama. Sangat jarang santri yang makannya menyendiri kayak anak kos.
2. Mandi yang harus antre
Kalau di rumah, mandi ya langsung mandi saja. Kalau ngantri paling juga cuma nunggu satu antrian karena jumlah orang di rumah sedikit. Nah, kalau tingkat kesabaranmu rendah, kamu akan diterapi dengan antre mandi setiap hari. Biasanya perbandingan jumlah santri dengan jumlah kamar mandi yang ada sangat jauh. Jadi antre kamar mandinya bisa sampai 10 antrean. Nggak cuma mandi, kalau pas jamnya mandi, kamu mau buang air kecil pun harus ikut antrean.
3. Sandal sering berpindah tempat nggak jelas
Banyak pesantren yang santrinya masih terbiasa melakukan perbuatan ghosob. Ghosob adalah mengambil atau memakai barang seseorang tanpa seizin pemiliknya. Biasanya santri yang ngambil baru bilang kalau sudah selesai. Tapi ada juga yang nggak bilang sama sekali.
Nah, salah satu sasaran ghosob adalah sandal. Yang biasa terjadi, santri memakai sandal temannya tanpa izin dulu. Sampai-sampai si empunya sandal muter-muter mencari sandalnya. Masih untung kalau dikembalikan di tempat semula. Ada juga yang pakai dan ditinggal begitu aja di sudut pesantren lainnya. Tapi karena sudah dimaklumi, si empunya sandal biasanya memaafkan dan memaklumi.
4. Melantunkan syair dengan aneka lagu
Kalau yang satu ini jadi ciri khas pesantren salaf, tapi ada juga pesantren modern yang masih menggunakan syair sebagai metode pembelajarannya. Syair yang dimaksud di sini itu bisa dikatakan semacam pantun berbahasa arab yang bisanya dinyanyikan dengan nada tertentu. Ini nih salah satu ajang buat nunjukin kreativitas anak pesantren. Bisanya mereka menggubah lagu-lagu pop, jawa, bahkan dangdut sebagai lagu syair itu. Syair ini biasanya didendangkan menjelang masuk pelajaran sambil menunggu ustadz. Jadi tiap kelas akan bersaing melantunkan syair dengan lagu terbaiknya.
5. Kesetiakawanan yang tinggi
Kesetiakawanan atau persahabatan anak pesantren patut diacungi jempol. Tanpa pandang bulu jika ada yang minta tolong pasti akan dibantu oleh teman lainnya. Sebagai contoh, nggak ada ceritanya santri kelaparan gara-gara bokek nggak punya uang, karena selagi masih di pondok dia akan diajak makan oleh teman sekamarnya.
6. Berita menyebar seperti diumumin pake pengeras suara
Efek dari banyaknya santri yang ada di pesantren, setiap ada kabar sedikit pasti akan cepat tersebar ke teman lainnya. Dan penyebaran berita di santri putri akan lebih cepat ketimbang santri putra. Maklum lah, tau sendiri kan gimana asyiknya cewek kalau sudah ngumpul. Jadi kalau kamu tinggal di pesantren hati-hati jaga rahasiamu.
Nah, itu sebagian kecil kebiasaan di pesantren yang nggak akan ditemui di tempat lain. Terlepas dari positif atau negatifnya, kebiasaan itu jadi bumbu-bumbu yang akan dikenang selalu.