1. Home
  2. »
  3. News
28 Oktober 2015 12:13

7 Fakta Gedung Sumpah Pemuda, ternyata pernah jadi toko bunga & hotel!

Ada banyak kisah yang tersimpan dari gedung itu sejak sebelum Sumpah Pemuda hingga saat ini. Kamu wajib tahu soal sejarah ini. Nur Romdlon

Brilio.net - Sudah 87 tahun lalu Sumpah Pemuda dikumandangkan oleh para pemuda progresif saat itu. Mereka adalah para pemuda yang menghendaki Indonesia merdeka dan menggalang persatuan dengan mendorong bersatunya seluruh organisasi pergerakan pemuda di Indonesia.

Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta ternyata punya sejarah besar bagi tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Ada banyak kisah yang tersimpan dari gedung itu sejak sebelum Sumpah Pemuda hingga saat ini.

Berikut 7 fakta tentang gedung di Jalan Kramat Raua 106 yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda, seperti dirangkum brilio.net dari Guidebook Museum Sumpah Pemuda, Rabu (28/10):

1. Gedung tersebut dulunya adalah pemondokan pelajar

via: museumsumpahpemuda.com

BACA JUGA :
Yakin isi Sumpah Pemuda yang kamu hafal sudah benar? Cek lagi ya!


Karena asrama di sekolah yang disebut internaat atau kostschool semakin tak sanggup menampung jumlah siswa yang ada, maka mulailah bermunculan rumah-rumah keluarga yang diubah menjadi rumah pemondokan yang tak seketat di asrama. Salah satu pemondokan pelajar yang muncul saat itu adalah gedung yang terletak di Jalan Kramat nomor 106.

Gedung yang sekarang termasuk wilayah Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat itu terdiri dari 14 paviliun. Bangunan itu berdiri di atas tanah seluas 1.041 meter persegi dengan luas bangunan utama 460 meter persegi dan paviliun masing-masing seluas 45 meter persegi. Selain digunakan untuk tempat mondok, gedung itu juga digunakan untuk debat politik, ruang baca koran dan buku, serta untuk bermain biliar.

2. Dihuni banyak pemuda progresif dengan cita-cita tinggi

via: museumsumpahpemuda.com

Sebelumnya, hanya pemuda dari organisasi Jong Java yang tinggal di gedung itu. Tapi sejak 1926, penghuni Gedung Kramat 106 bukan hanya berasal dari Jong Java. Penghuni gedung itu mulai beragam dari berbagai suku dan perguruan tinggi. Di antara penghuni gedung itu adalah Amir Sjafruddin (pernah menjadi Perdana Menteri RI), Muhammad Yamin (pernah menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan), Assat dt Moeda (pernah menjadi Pejabat Presiden RI), AK Gani (pernah menjadi Wakil Perdana Menteri dan Gubernur Militer Sumatera Selatan), dan masih banyak lagi. Hampir semua penghuni Gedung Kramat 106 setelah merdeka menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.

3. Tempat munculnya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)

BACA JUGA :
Siapa sangka, tempat nongkrong anak muda Jakarta ini awalnya kumuh

via: ratuima.wordpress.com

Saat semangat nasionalisme sudah semakin menebal pada hati pelajar di Gedung Kramat 106, timbul gagasan di antara mereka untuk mendirikan perhimpunan pelajar yang mendorong bersatunya seluruh organisasi pergerakan pemuda. Pada September 1926, pemuda di Gedung Kramat 106 mendeklarasikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Gedung Kramat 106 kemudian menjadi pusat segala kegiatan PPPI, termasuk mendiskusikan bentuk negara yang ideal bagi Indonesia merdeka.

4. Bung Karno sering hadir di tempat itu

via: ratuima.wordpress.com

Sejak tahun 1927 tempat ini sudah digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106. Ada yang patut dicatat dalam diskusi PPPI itu, yaitu komentar Bung Karno yang menghadiri acara diskusi di tempat itu.

"Sudahlah, tidak perlu banyak teori. Mari kita pikirkan apa yang akan kita perbuat, bagaimana mempersiapkan rakyat kita. Itu lebih baik kita pikirkan sekarang."

5. Dijadikan tempat Kongres Pemuda Kedua


via: nawirfikri.blogspot.com

Pada 1928, Gedung Kramat 106 dijadikan tempat Kongres Pemuda Kedua yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda. Gedung tersebut tentunya punya peran besar dalam lahirnya Sumpah Pemuda. Gedung Kramat 106 menjadi pusat kegiatan pelajar sampai tahun 1934. Setelah itu, kegiatan pelajar di gedung tersebut dialihkan di Jalan Kramat nomor 156.

6. Berpindah tangan sampai pernah jadi toko bunga

via: tempo.co

Setelah para pelajar tak melanjutkan sewanya pada tahun 1934, gedung itu disewakan kepada Pang Tjem Jam selama tahun 1934-1937. Pang Tjem Jam menggunakan gedung itu sebagai rumah tinggal. Kemudian pada tahun 1937-1951 gedung tersebut disewa Loh Jing Tjoe yang menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948) dan hotel dengan nama Hersia (1948-1951).

Tahun 1951-1970, Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawannya. Nampaknya belum ada niatan pemerintah mengelola gedung bersejarah itu.

7. Terus berganti fungsi hingga resmi jadi Museum Sumpah Pemuda

via: museumsumpahpemuda.com

Gagasan untuk melestarikan Gedung Kramat 106 itu terus mengalir karena sejarah panjang yang ada pada gedung itu. Tanggal 10 Januari 1972 Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan yang menyatakan Gedung Kramat 106 sebagai benda cagar budaya. Sebagai tindak lanjut, dilakukan pemugaran gedung sejak 3 April-20 Mei 1973.

Gedung itu kemudian diresmikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Mei 1973. Lalu pada 7 Februari 1983, nama gedung itu diubah menjadi Museum Sumpah Pemuda yang berlaku hingga saat ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags