1. Home
  2. »
  3. News
10 Desember 2015 14:59

8 Film tentang pelanggaran HAM ini dijamin akan menginspirasimu

Kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah, kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa takut dipilih sebagai hal yang akan dikampanyekan. Karina Ayu Pradita

Brilio.net - Kamu yang belum tahu, setiap tanggal 10 Desember, dunia memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Penetapan tanggal tersebut adalah untuk memperingati pengadopsian Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada 1948 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada 1950, Majelis Umum menerbitkan resolusi 423 yang isinya mengimbau semua negara anggota dan organisasi PBB untuk setiap tahunnya mengingat 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional.

Kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah, kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa takut dipilih sebagai hal yang akan dikampanyekan selama setahun ke depan, pada Hari HAM Internasional tahun 2015 ini. Salah satu media untuk mengkampanyekan hal tersebut adalah dengan film. Film merupakan salah satu media yang dirasa efektif untuk mengampanyekan kebebasan dalam HAM tersebut, seperti beberapa film berikut ini yang telah dirangkum brilio.net, Kamis (10/12).

BACA JUGA :
Berniat menolong, tapi ibu ini malah merasa bersalah


1. Jamila dan sang Presiden (Jamila and the President)

foto: zaenalmustopa28.blog.upi.edu
Jamila dan sang Presiden adalah sebuah film drama dari Indonesia yang dirilis pada tahun 2009 yang disutradarai oleh Ratna Sarumpaet dan dibintangi oleh Atiqah Hasiholan dan Christine Hakim. Film ini menceritakan kisah hidup seorang pekerja seks komersial (PSK) yang dipenjara karena membunuh seorang menteri.

BACA JUGA :
Berawal dari traveling, Sherly galang sepatu untuk anak Sumba

Film ini diadaptasi dari sebuah karya drama berjudul Pelacur dan sang Presiden, yang ditulis Ratna setelah menerima sebuah hibah dari UNICEF untuk menelaah perdagangan anak di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah tersebut.

2. Jagal (The Act of Killing)

foto: theactofkilling.com
Jagal adalah film dokumenter karya sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer. Film dokumenter ini menyorot bagaimana pelaku pembunuhan anti-PKI yang terjadi pada tahun 1965-1966 memproyeksikan dirinya ke dalam sejarah untuk menjustifikasi kekejamannya sebagai perbuatan heroik.

Dalam Jagal, para pembunuh bercerita tentang pembunuhan yang mereka lakukan, dan cara yang mereka gunakan untuk membunuh. Tidak seperti para pelaku genosida Nazi atau Rwanda yang menua, Anwar dan kawan-kawannya tidak pernah sekalipun dipaksa oleh sejarah untuk mengakui bahwa mereka ikut serta dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka justru menuliskan sendiri sejarahnya yang penuh kemenangan dan menjadi panutan bagi jutaan anggota PP.

Jagal atau The Act of Killing disambut pujian di seluruh dunia. Situs agregator ulasan Rotten Tomatoes memberikan penilaian positif 97% dengan nilai rata-rata 8.8/10 berdasarkan 104 ulasan. The Village Voice menyebut film ini "mahakarya".

3. Mandela

foto: uniqpost.com
Mandela: Long Walk to Freedom adalah film yang menyoroti penderitaan Mandela baik secara jiwa dan raga atau fisik secara lebih vulgar. Kekerasan yang dialami Mandela sejak kecil ketika hidup di daerah kumuh, kemudian ditangkap dan menghabiskan masa produktifnya dalam penjara hingga akhirnya menjadi Presiden Afrika Selatan disusun rapi oleh sutradara Justin Chadwick. Sosok Idris Elba, pemeran Mandela, yang hitam legam, berotot, dan ditampilkan lusuh menggambarkan penderitaan Mandela yang sanggup bertahan dalam menghadapi kerasnya rezim apartheid.

4. Kamis Ke-300

foto: titimangsa.net
Ternyata, Happy Salma punya cara tersendiri untuk menguatkan hati korban penculikan dan melawan lupa atas tindakan pelanggaran hak asasi manusia. Dia membuat film Kamis Ke-300 yang mengisahkan kegigihan seorang bapak menuntut anaknya dikembalikan hidup-hidup.

5. Senyap (The Look of Silence)

foto: keepo.me
Senyap adalah film dokumenter kedua karya sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer dengan tema sentral pembantaian massal 1965 setelah film Jagal. Jika film Jagal menyoroti sisi pelaku pembantaian, maka film kedua ini lebih menyoroti sisi penyintas dan keluarga korban.

Senyap memfilmkan perjalanan satu keluarga penyintas untuk mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya.

6. Life is Beautiful

foto: topmovies.online
Film ini menceritakan perjalanan seorang pria bernama Guido yang berkelana ke Italia. Di sana ia berkenalan dengan seorang guru sekolah yang cantik bernama Dora. Mereka akhirnya menikah dan mempunyai anak bernama Joshua. Keadaan mulai berubah ketika Nazi mulai berkuasa di Italia. Joshua, Guido, dan Dora ditangkap mereka keturunan Yahudi. Mereka semua kemudian diangkut dan dibawa ke kamp konsentrasi Nazi dengan kereta. Film ini memenangkan berbagai penghargaan dan nominasi di berbagai ajang penghargaan film di seluruh dunia. Di ajang Academy Award, film ini memenangkan 3 kategori, yaitu Best Actor, Best Foreign Language Film, dan Best Original Score, dan dinominasikan untuk 4 kategori lainnya, termasuk Best Director.

7. Schindler's List

foto: thelibertarianrepublic.com
Schindler's List adalah film tahun 1993 berdasarkan novel Schindler's Ark karya Thomas Keneally, yang diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul Schindler's List dan kemudian diedarkan kembali di negara-negara Persemakmuran dengan judul itu pula. Filmnya, yang diadaptasi oleh Steven Zaillian dan disutradarai oleh Steven Spielberg, mengisahkan riwayat Oskar Schindler, seorang pengusaha Katolik Jerman yang berperan dalam menyelamatkan nyawa lebih dari seribu orang Yahudi Polandia pada masa Holocaust. Judulnya merujuk kepada daftar nama dari 1.100 orang Yahudi yang dipekerjakan Schindler di pabriknya dan karenanya tidak dikirim ke kamp-kamp konsentrasi.

8. Hotel Rwanda

foto: goldposter.com
Hotel Rwanda adalah film tahun 2004 yang disutradarai oleh Terry George. Film ini berdasarkan sebuah kejadian nyata mengenai kejahatan genosida yang terjadi di Rwanda pada tahun 1994 berdasarkan sudut pandang seorang petugas hotel, Paul Rusesabagina (diperankan oleh Don Cheadle), yang berupaya menyelamatkan rekan-rekan sebangsanya dari Genosida Rwanda. Film ini juga disebut sebagai Schindler's List versi Afrika.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags