Brilio.net - Di zaman serba modern saat ini, internet tampaknya sudah menjadi kebutuhan primer yang tak tergantikan. Akses internet yang semakin murah dan mudah, membuat kehadiran warnet kian terpinggirkan. Bisa jadi, dalam beberapa tahun mendatang, nasibnya tak jauh berbeda dengan wartel yang musnah tertelan zaman. Namun, prediksi tersebut tampaknya tak berlaku bagi warnet ini.
Ini sungguh-sungguh terjadi. Ratusan pelamar rela mengantre demi mendapatkan pekerjaan sebagai operator warung internet (warnet) di Yogyakarta. Bahkan, pihak penyelenggara mengadakan sistem seleksi yang sangat ketat. Para peserta harus lolos tes wawancara dan psikologi agar diterima bekerja di warnet tersebut.
Ada sebuah pemandangan menarik di papan pengumuman depan warnet Merapi Online. Dari pantauan brilio.net, Senin (13/4), terpampang pengumuman hasil seleksi wawancara. Dalam isinya tertulis bahwa para peserta yang lolos tes wawancara akan mengikuti tahapan ujian selanjutnya, yaitu tes psikologi.
Menariknya, para peserta yang mengikuti seleksi operator warnet itu berjumlah hampir 400 orang. Sementara peserta yang lolos ke tahap tes psikologi berjumlah 133 orang. Para pelamar umumnya adalah mahasiswa yang ingin mendapatkan pekerjaan sampingan sambil kuliah. Wah wah, mirip seleksi CPNS saja ya.