Brilio.net - Insiden kecelakaan yang sering terjadi di gunung beberapa bulan terakhir sangat memprihatinkan. Kecelakaan gunung baru-baru ini adalah jatuhnya seorang pendaki, Eri Yunanto, ke kawah Gunung Merapi. Apa yang bisa dilakukan oleh anak Mapala secara bersama-sama untuk menekan insiden kecelakaan mahasiswa saat mendaki gunung?
Insiden yang terjadi tak bisa lepas dari peranan Dinas Pariwisata dan Pengelola Taman Nasional karena mereka yang bertanggung jawab dan memberikan izin untuk yang ingin mendaki. Kelonggaran dan mudahnya proses ijin untuk melakukan pendakian memberikan efek tersendiri bagi minat para pendaki.
"Cara yang bisa dilakukan oleh anak Mapala secara bersama-sama adalah sarasehan yang bisa diadakan oleh Sekretariat Bersama Perhimpunan Pencinta Alam Daerah Istimewa Yogyakarta dan bersama-sama membawa hasilnya kepada Dinas Pariwisata ataupun Pengelola Taman nasional karena kemampuannya hanya sebatas itu," ujar Mario MA Neolaka S.Kom, anggota Mapala Respati Pencinta Alam, Universitas Respati Yogyakarta ketika dihubungi brilio.net, Selasa (19/5).
"Kemudian untuk Pengelola Taman Nasional bisa lebih memperketat izin pendakian dengan peraturan-peraturan dan memberikan papan peringatan di titik-titik berbahaya," lanjutnya. Dia juga menyarankan agar pendaki memanfaatkan jasa penduduk setempat sebagai porter. "Karena biasanya penduduk setempat lebih hafal medan dan bisa memberikan peringatan jika pendaki melewati batas-batas wajar dan berbahaya."
Sementara itu, Irfan Fahrudi S.Psi, anggota Mahasiswa Ahmad Dahlan Pencinta Alam, Universitas Ahmad Dahlan menyarankan agar setiap pendakian harus diawalai dengan persiapan matang. Mereka yang bukan anggota Mapala, jika ingin naik gunung bisa bertanya atau malah melakukan pendakian bersama dengan anak-anak Mapala. "Tidak ada yang bisa melarang mahasiswa yang bukan Mapala untuk naik gunung karena itu adalah hak mereka," kata Irfan kepada brilio.net.
"Tindakan riil yang bisa dilakukan oleh anak Mapala adalah memberikan selebaran dengan poin-poin wajib saat pendakian, contohnya mematuhi peraturan pendakian. Atau bisa juga mengadakan sebuah camping dengan anak-anak kampus yang berminat naik gunung dan memberikan sedikit edukasi dasar tentang prosedur naik gunung yang benar kepada teman-teman lainnya," pungkasnya.