1. Home
  2. »
  3. News
19 September 2015 03:12

Bule asal Swiss sukses bikin speaker dan keju dari kelapa, keren!

Karya modifikasi buah kelapa dengan sentuhan teknologi ini diberi nama Smart Coconuts for Stupid Cities. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Mengolah buah kelapa menjadi inovasi merupakan sesuatu yang akhir-akhir ini ditekuni oleh Marc Dusseiller bersama rekannya. Kecintaan kepada buah kelapa membuat Dusseiller tidak pernah berhenti melakukan terobosan baru yang terbuat dari buah kelapa. Menjadikan buah kelapa olahan makanan atau kerajinan sudah menjadi hal yang biasa, lalu bagaimana jika buah kelapa disulap menjadi speaker dan keju? Ya, hal itulah yang berhasil dilakukan oleh Marc Dusseiller.

"Di Indonesia kelapa bisa tumbuh di mana saja sedangkan di beberapa negara Eropa untuk mendapatkan kelapa merupakan suatu yang sulit. Ini salah satu bukti kekayaan Indonesia yang belum dikelolah dengan baik, banyak hal yang dapat dibuat dari buah kelapa bahkan bukan hal yang mustahil untuk menggabungkan kelapa dengan teknologi," ujar Co-Founder Hackteria, Marc Dusseiller kepada brilio.net, Jumat (18/9).

BACA JUGA :
Air Kantong Semar bisa jadi penyelamat kehausan di hutan


Karya modifikasi buah kelapa dengan sentuhan teknologi ini diberi nama Smart Coconuts for Stupid Cities. Karya uniknya yang dihasilkan dari buah kelapa adalah speaker. Dusseiller mengaku suka mendengar musik, maka dari hobi itulah dia terinspirasi menciptakan speaker dari buah kelapa. Cara pembuatan speaker dari buah kelapa adalah dengan memasangkan beberapa alat khusus ke dalam tempurung kelapa.

Hal berikutnya yang tidak kalah menarik dari olahan buah kelapa Dusseiller adalah keju dari buah kelapa. Dia melakukan fermentasi terhadap buah kelapa hingga menjadi keju dan rasanya tidak kalah enak dari keju yang berasal dari susu.

"Banyak yang bertanya mengapa kelapa, karena menurut saya kelapa menjadi salah satu tanaman yang banyak ditemui di Asia dan saat ini sangat jarang yang mengelolah kelapa bersentuhan dengan teknologi, kebanyakan hanya berupa bahan makanan ataupun kerajinan tangan," lanjut Dusseiller.

BACA JUGA :
Jagung paling unik tumbuh di Indonesia, satu tongkol punya 5 warna

Warga asal Zurich, Swiss tersebut memang telah melakukan misinya keliling dunia dan mengajak anak muda dunia untuk bersinergi membuat berbagai inovasi yang memanfaatkan limbah. Lama melakukan riset bersama Hackteria tidak membuat Dusseiller merasa bosan, bahkan dia semakin terpacu untuk membuat inovasi yang lebih banyak lagi guna untuk mengenalkan ke masyarakat bahwa riset bukanlah sesuatu yang mewah. Riset dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa mengenal latar belakang pendidikan, ekonomi ataupun budaya.

"Saya melihat potensi kekayaan Indonesia yang sangat beragam dan kecerdasaan anak muda Indonesia yang selalu antusias untuk mencoba hal yang baru merupakan dua hal yang sangat penting. Hal masih kurang adalah kebiasaan riset dalam kehidupan sehari-hari, mereka masih berpikir bahwa riset adalah tugas sekolah atau tugas kampus, padahal riset adalah bagian dari kehidupan manusia," jelas Dusseiller.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags