1. Home
  2. »
  3. News
21 Januari 2016 17:35

Cerita Adam tentang Arema yang jadi jati diri warga Malang

Keloyalan warga Malang pada sepak bola bisa dilihat saat Arema bertanding. Nur Romdlon

Brilio.net - Bisa dikatakan jika sepak bola adalah olahraga yang paling digandrungi di dunia ini. Semua orang seakan mengakui bagaimana heroiknya seseorang dengan olahraga tersebut. Apapun dilakukan demi mendukung klub favoritnya. Salah satu daerah di Indonesia yang bisa dianggap sangat loyal dengan sepak bola adalah Malang, Jawa Timur.

Keloyalan warga Malang terhadap dunia sepak bola coba diceritakan oleh salah satu Aremania asli Malang, Adam Budiansyah (22). Menurut Adam, keloyalan warga Malang pada sepak bola bisa dilihat saat Arema bertanding, seperti yang ditunjukkan pada semi final Piala Sudirman, Minggu (17/1) lalu.

Adam menceritakan jika pagi itu ia berencana untuk membeli tiket pertandingan yang diadakan di Stadion Kanjuruhan Malang. Tapi ternyata pagi itu juga ia diminta buat mengantar teman ke tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah Bromo. Sampai di daerah Bromo, ternyata warga di sana sudah berbondong-bondong turun secara rombongan untuk ke kota demi menonton pertandingan yang diadakan pada pukul 19.30 WIB tersebut.

"Saya pun kaget dan resah, pagi itu mereka saja sudah berbondong-bondong turun buat nonton. Padahal saya saja belum beli tiket," kata Adam kepada brilio.net melalui layanan Story Telling bebas pulsa di nomor 0800-1-555-999, Kamis (21/1).

Setelah mengantarkan temannya, ia pun segera turun agar bisa secepatnya mencari tiket. Tapi apa yang diharapkan pupus, tiket ternyata sudah terjual habis. Untung saja ada temannya yang menawarkan tiket untuk ia beli.

Pukul 16.00 WIB, kata Adam, stadion sudah penuh sesak oleh para suporter yang ingin menyaksikan laga semi final itu. Tapi suasana menunggu pertandingan mulai tampak lebih lengang daripada biasanya karena sebagian suporter ikut rapat persiapan pengibaran bedera Merah Putih terbesar yang dibentangkan oleh 750 orang.

Suasana riuh warga Malang mendukung klub jagoan mereka pun dimulai ketika kick off. Mereka dengan penuh semangat mendukung Arema. Tak lupa nyanyian khas suporter Arema terus diperdengarkan. Hingga pertandingan selesai, akhirnya Arema berhasil mengalahkan lawannya Mitra Kukar dengan skor 2-1. Tapi hal itu tak membuat para suporter senang. Pada pertandingan sebelumnya Mitra Kukar berhasil mengalahkan Arema dengan skor 2-1 sehingga agregat gol yang sama membuat diadakan adu pinalti.

"Ketegangan di stadion waktu itu kerasa banget, kayak film horor. Yang remaja dan dewasa pada bingung cari rokok buat nenangin, yang anak kecil pada nutupin matanya dengan syal buat nahan ketakutan," terang mahasiswa Universitas Negeri Malang ini.

Tangis pun pecah ketika Arema kalah adu pinalti dengan Mitra Kukar. Para Aremania tak kuat menahan sedih, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Suasana saat itu, kata Adam, sangat hening sekali. Banyak orang yang masih termenung di kursi meskipun banyak suporter yang sudah bubar karena tak percaya dengan apa yang terjadi. Rencana delapan puluh ribuan Aremania yang akan ke Jakarta untuk menyaksikan laga final pun gagal.

Menurut Adam, sepak bola seakan sudah sangat mendarah daging di kotanya. Setiap pertandingan Arema menjadi ajang silaturahim warga se-Malang Raya. Bahkan tak sedikit orang yang mengajak balita bahkan bayi untuk menyaksikan pertandingan Arema.

Ketika Arema akan bertanding, euforia warga Malang Raya sangat terasa sekali. Pada hari di mana Arema bertanding biasanya banyak orang yang sangat bangga mengenakan kaos dan berbagai atribut Arema. Lagu-lagu khas dari Aremania pun sudah banyak dinyanyikan.

"Bahkan anak kampung saya sampai rela cari barang bekas di rumah yang bisa dijual supaya dapat uang buat beli tiket," kata warga asli Singosari Malang ini.

Adam pun menyesalkan keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang telah menghentikan pertandingan sepak bola di Indonesia. Saat Menpora mengeluarkan keputusan itu, banyak warga Malang yang mengumpat. Masalah itu menjadi bahasan hampir setiap orang Malang.

"Berdampak banget, masyarakat kekurangan hiburan. Waktu itu pedagang di pasar saja pada menghujat Menpora. Malang tanpa Arema kayak semen tanpa pasir," ungkapnya.

Adam pun berharap permasalahan persepakbolaan Nasional bisa cepat terselesaikan sehingga masyarakat Indonesia, utamanya warga Malang, bisa segera menikmati olahraga yang sangat merakyat ini.

Cerita ini disampaikan oleh Adam melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags