Brilio.net - Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, yaitu dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi.
Program e-KTP diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 di mana pelaksanaannya terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada 30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2.348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
BACA JUGA :
Ini identitas 5 terduga teroris & 2 warga sipil tewas saat Bom Sarinah
Secara keseluruhan, pada akhir 2012, ditargetkan setidaknya 172 juta penduduk sudah memiliki e-KTP. Dari awal sampai akhir tahun 2013, perekaman data penduduk tetap berlanjut sampai seluruh penduduk Indonesia wajib KTP terekam data pribadinya.
Namun nyatanya masih ada penduduk Indonesia yang belum "merasakan" e-KTP sampai awal tahun 2016 ini. Seorang netizen, Devi Riana Safitri, menceritakan pengalamannya tentang E-KTP yang tak kunjung ada kabar padahal ia sudah membuatnya sejak Desember 2014.
Lewat akun Facebook dengan nama yang sama, ia mengaku lalu mengirimkan pesan singkat (SMS) ke nomor HP Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Selasa (19/1). Tak disangka ternyata SMS-nya dibalas sehari sesudahnya yaitu pada hari Rabu (20/1).
BACA JUGA :
Ini infografis komplet kronologis penyergapan teroris Bom Sarinah
Pesan balasan itu berbunyi bahwa sebenarnya e-KTP merupakan wewenang Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemprov DKI hanya bantu rekam data. Tapi dirinya ditanya data diri berupa nama dan alamat, kemudian ia berikan.
Malam harinya selepas waktu shAlat maghrib, tiba-tiba Devi mengaku mendapatkan telepon.
BACA JUGA:Lahap makan sayur asem bikinan warga rusun, Ahok tuai simpati netizen
"Bapak yg menelepon tersebut bilang bahwa ia bawahan Pak Gubernur DKI, ia selaku Kepala Dinas catatan sipil Prov. DKI Jakarta. Beliau bilang kalau diminta Pak Gubernur untuk follow up perihal KTP saya. Setelah saya jelaskan ulang permasalahannya, beliau bilang kalau besok saya akan dapat kabar dari kelurahan segera. Pembicaraan diakhiri dengan ucapan terima kasih dan salam dari Bapak tsb," tulis Devi Riana Safitri dalam postingan di Facebooknya.
Devi menambahkan selang tak sampai satu jam kemudian, ada telepon lagi masuk. Kali ini suaranya ibu-ibu. Ibu-ibu tersebut memperkenalkan diri bahwa ia dari Catatan Sipil Jakarta dan mengatakan bahwa ia membutuhkan nama, NIK, dan alamat Devi segera via SMS.
"Besok ia akan cek di database, setelah itu ia akan mengabari saya perihal KTP saya sehingga saya tidak perlu datang ke kelurahan besok hanya untuk menanyakan e-KTP. Saya sudah SMS info yg beliau minta, beliau me-reply dengan menyebut nama lengkap dan info bahwa ia dari Dukcapil Jakarta Barat," tambahnya.
BACA JUGA:Wah,'perang' Ahok VS Haji Lulung masih berlanjut
Bagi Devi, dirinya merasa bagaikan mimpi tapi nyata. Pasalnya mempunyai pemerintah yang memang niat melayani rakyat.
"Saya yang jelata begini saja sampai dibela-belain ditelepon Kadinas. Jadi terharu. Maaf jadi lebay gini, maklumlah seumur-umur baru sekali ini beneran merasa diayomi Pemerintah," ujarnya.
Di akhir postingan, Devi tak lupa mengajak warga DKI untuk memanfaatkan media komunikasi yang sudah disediakan pemerintah dan membagikan nomor telepon gubernur DKIJakarta yang sudah ia cek dan mendapatkan respons.