1. Home
  2. »
  3. News
29 April 2015 09:47

Cerita haru Mbah Kemi & Mbah Atmo, semangat jualan baju bekas bersama

"Bekerja bukan cuma untuk uang saja, saya bahagia dengan ini. Yang penting usaha dulu, kalau rejeki udah ada yang ngatur." Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Kerja, kerja dan kerja. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan dua orang mbah-mbah ini. Adalah Mbah Kemi dan Mbah Atmo, dua nenek yang sampai saat ini masih menjadi pekerja keras.

Usia Mbah Kemi sudah mencapai 70 tahun sedangkan Mbah Atmo sendiri telah berusia 85 tahun. Dua mbah ini bekerja sebagai penjual baju-baju bekas. Meski usianya tidak muda lagi, mereka masih saja terlihat begitu bersemangat.

Sebelum matahari terbit, dua nenek ini sudah bersiap-siap dan menggelar dagangannya di salah satu trotoar jalan yang ada di Jogja. Beralaskan karung bekas yang telah digunting, mereka menata dengan rapi baju-baju bekas yang telah menjadi sumber pencariannya selama 18 tahun ini. Mereka berjualan dari pagi hingga sore hari.

"Kami sudah cukup lama berjualan di sini. Ada sekitar 18 tahun," ujar Mbah Kemi kepada brilio.net, Selasa (28/4).

Baju bekas yang dijualnya mulai seharga lima ribu rupiah hingga lima belas ribu rupiah. Ya, cukup murah. Namun tidak jarang mereka sepi pembeli dalam sehari. Sebab peminat baju bekas memang sudah sedikit, apalagi jenis pakaian yang mereka jual juga pakaian untuk orangtua dengan mode yang tidak kekinian lagi.


Mbah Kemi mengakui bahwa jika musim hujan, mereka harus berjualan dengan payung, meski kemungkinan baju-baju yang mereka jual tidak laku lagi, tapi dua orang mbah ini tidak pernah berpikir untuk meninggalkan pekerjaan tersebut. Hidup memang tidak mudah bagi mbah-mbah ini, tapi nyatanya mereka tetap bertahan.

Mbah Atmo yang memiliki 12 anak dan 14 cucu ini terlihat begitu bersemangat dalam menawarkan dagangannya, walau daerah tempat mereka berjualan bukanlah pasar dan tentunya sepi pejalan kaki.

Melihat mbah-mbah ini bekerja dengan begitu kerasnya, mungkin akan membuat sebagian orang berpikir tentang apa sesungguhnya yang mbah-mbah ini cari. Sedangkan bisa saja mereka hidup bersama sang anak dan tidak perlu membanting tulang bekerja. Ternyata lebih dari persoalan materi, mbah-mbah ini mengakui menemukan kebahagian saat mereka bekerja.

"Udah banyak yang ngelarang bekerja di usia yang tidak muda ini. Tapi mereka tidak paham, bahwa bekerja membuat saya bahagia dari pada harus tinggal saja di rumah. Bekerja bukan cuma untuk uang saja, saya bahagia dengan ini," jelas Mbah Atmo (85)sembari tersenyum.

Sependapat dengan Mbah Atmo, Mbah Kemi juga merasa bahwa di usianya dia masih ingin tetap selalu bekerja. "Gusti Allah sudah pinjamkan kesehatan, ya bersyukur kepada Gusti Allah dengan bekerja tanpa mengeluhkan kondisi," tambah Mbah Kemi.

Mereka sebenarnya juga menyadari bahwa baju-baju bekas yang dijualnya memang sudah tidak banyak diminati, namun mereka berkeyakinan bahwa selama mereka ingin berusaha, mereka pasti mendapatkan rejeki. "Yang penting usaha dulu, kalau rejeki udah ada yang ngatur," lanjut Mbah Atmo.

Dari mereka kita bisa banyak belajar, bahwa etos kerja para mbah-mbah ini memperlihatkan bahwa sekeras-kerasnya kehidupan yang dihadapi jangan pernah menyerah. Jika kamu masih sering mengeluhkan hal kecil seperti uang jajan yang kurang atau belum sempat beli gadget baru? Rasanya kamu perlu belajar dari mbah-mbah ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags