Brilio.net - Pada Kamis (31/3), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka untuk mengundang sekaligus memintanya membuka acara International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) yang akan diadakan pada 9-11 Mei 2016 mendatang.
NU mengaku sangat mendukung sikap pemerintah yang menolak mengadakan hubungan diplomatik pada Israel jika negara tersebut belum berhenti memberikan kemerdekaan pada Palestina.
Pengurus PBNU yang menemui presiden antara lain adalah KH Ma'ruf Amin (Rais Aam PBNU), KH Maksoem Makfoedz (Waketum PBNU), Helmy Faisal Zaini (Sekjen PBNU), Bina Suhendra (Bendum PBNU), Anggia Ermarini (Ketum Fatayat NU), Yaqut Cholil Qoumas (Ketum PP GP Ansor), dan Harfiq Hasnul Qolbi (Ketua LPNU).
"Selama Israel masih menggusur desa-desa di Palestina, rumah-rumah warga Palestina, kita belum menyetujui adanya hubungan bilateral," kata ketua PBNU Said Aqil Siroj.
BACA JUGA :
Ternyata bukan karena tebu hitam, begini asal mula nama Tebuireng
BACA JUGA: Empat momen keren saat Jokowi memakai sarung, tampil sederhana
Selain membahas soal kemerdekaan Palestina, NU juga mendorong Jokowi untuk lebih tegas dalam menolak segala bentuk aktivitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
"(PBNU) mengusulkan pemerintah tegas lagi menolak LGBT karena sikap NU sudah jelas, tegas, dan keras menolak LGBT. Pemerintah malah kurang tegas dalam hal ini. RRC (Republik Rakyat China) sudah melarang, Singapura melarang, Indonesia harus tegas melarang LGBT," tambah pengasuh Pesantren Ats-Tsaqofah, Jakarta Selatan ini.
Pada kesempatan itu Jokowi juga mendapatkan Kartu Anggota NU (e-Kartanu) dengan nomor anggota 3107300000001. Dilansir dari website resmi NU, ketika menerima e-Kartanu tersebut Presiden Joko Widodo tampak senang dan tersenyum semringah.
BACA JUGA :
Pintu ruang ibadah Gus Mus lebih pendek dari manusia, apa maksudnya?