Brilio.net - Siapa bilang menjadi anak tunggal itu gampang? Ada yang mengira menjadi anak tunggal identik dengan kebahagiaan dan limpahan kasih sayang. Namun, berbeda dengan yang dialami Elvani Carolin (20) gadis asal Bandung.
Saat usianya 17 tahun, ia sempat tinggal bersama pamannya di sebuah villa Cipaku karena tidak diizinkan untuk mencari kos oleh sang paman ketika sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL) selama enam bulan dari sekolahnya. Selama empat bulan tinggal bersama sang paman, wanita yang akrab disapa Vani itu mengaku dinasehati oleh sang paman namun dengan cara yang kasar bahkan menghina keluarga dan orang terdekatnya. "Paman saya bilang, kalau anak tunggal itu tidak akan pernah sukses," kenangnya saat bercerita kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa 0800-1-555-999, Senin (5/10).
BACA JUGA :
Penyesalan anak, tak sempat minta maaf atas perkataan kasarnya ke ayah
Merasa sakit hati dan tidak terima dengan ucapan pamannya tersebut, Vani tertantang untuk membuktikan anggapan sang paman tersebut keliru. Vani bekerja keras mencapai sukses hidup mandiri tanpa merepotkan orangtua.
Vani memutuskan untuk pindah dan tinggal di tempat kos setelah sebelumnya mengalami cekcok dengan sang paman. "Dari situ saya bisa menunjukkan bahwa saya tidak menyusahkan orangtua, saya bisa hidup mandiri dan saya bisa tegak sendiri meskipun saya anak tunggal," tuturnya dengan lantang.
BACA JUGA :
Ditinggal 27 tahun, Ria rindukan kepulangan ayah untuk jadi wali nikah
Percekcokkan itu sendiri terjadi lantaran sang paman melarang Vani keluar untuk pergi bertemu dengan adik dari ayahnya yang dulu sempat merawatnya sewaktu kecil. Namun, keinginannya yang kuat untuk bisa bertemu kembali dengan orang tersebut membuatnya tak menghiraukan larangan sang paman. Ia begitu ingin tahu bagaimana keadaan dan kabarnya setelah lama tak bersua sejak tujuh tahun yang lalu. Vani tetap berangkat dan baru pulang ketika petang. Sontak sang paman mengeluarkan berbagai macam kata-kata yang kurang enak didengar.
"Paman bilang kalau saya anak yang tidak tahu diri, tidak tahu dikasihani, anak tunggal yang benar-benar tidak bisa diharapkan orangtua, tidak bisa dipercaya, tidak bisa menjadi manusia yang berguna dan tidak akan pernah sukses," ucapnya ketika menceritakan tentang reaksi pamannya. "Saya tidak tahu konflik mereka itu apa, tapi saya tetap dengan prinsip saya untuk ingin bertemu dengan adik ayah."
Ketika masa PKL sudah usai, Vani kembali pulang ke rumah orangtuanya di Setiabudi dan mempersiapkan diri untuk kenaikan kelas. Tak dinanya, kebetulan saja ada lowongan pekerjaan di Malaysia tepat saat kelulusannya dari SMKN Bantar Kalong. Vani pun kemudian diterima bekerja sebagai asisten di sebuah perusahaan Jepang yang ada di Malaysia dan hidup di sana selama tiga tahun.
Kini setelah pulang dari Malaysia Lebaran tahun lalu karena permintaan dari orangtuanya, Vani menempuh tahun pertama kuliahnya di Akademi Pariwisata NHI Bandung dengan mengambil jurusan perhotelan room division. "Kalau ada orang yang menghina dan meremehkan kemampuan kita buktikan kalau kamu tidaklah lemah dan mereka tak pantas bicara seperti itu. Balaslah hinaan tersebut dengan kesuksesan yang kamu capai."
Cerita ini disampaikan oleh Elvani Carolin melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.