1. Home
  2. »
  3. News
10 Desember 2015 14:33

Dokter berkaki satu ini pahlawan bagi yang sakit dan kaum papa, salut!

Perjalanan ke rumah pasien tidaklah mudah bagi Ji. Pasalnya, dia hanya memiliki satu kaki. Tony Febryanto

Brilio.net - Dua belas tahun sudah Ji Zhengyong mendedikasikan hidupnya menjadi seorang dokter. Pria berusia 36 tahun asal Desa Jianxin di Tiongkok ini siap datang kapan pun ke rumah pasien jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Perjalanan ke rumah pasien tidaklah mudah bagi Ji. Pasalnya, dia hanya memiliki satu kaki akibat kecelakaan mobil yang dialami ketika masih usia 14 tahun.

Tak ingin menyerah pada nasib, Ji bertekad membantu orang lain dengan menjadi seorang dokter. Setelah peristiwa kecelakaan tersebut, Ji terpaksa berhenti sekolah selama setahun untuk menyembuhkan trauma berat akibat insiden itu. Dia kemudian masuk Universitas Yuzhou dan mengambil jurusan Pengobatan Tradisional China. Setelah lulus, Ji menjadi seorang dokter di kampung halamannya pada 2003.

BACA JUGA :
Fotografer Dzul Baen, keterbatasan fisik tak menghalanginya berkarya


Panas dan hujan seakan tidak menghalangi tekadnya untuk membantu orang lain. Berbekal kotak medis dan bertumpu pada tongkat kruk, Ji datang dari satu pintu ke pintu lain untuk melayani para pasiennya. "Awalnya, saya sering jatuh karena tidak terbiasa berjalan dengan cepat pakai kruk," kenang Ji. "Ada bekas luka memar di wajah saya karena jatuh. Pasien saya membutuhkan saya, jadi tidak peduli seberapa serius cedera saya, saya harus melayani mereka di rumah mereka," imbuh Ji yang dikutip brilio.net dari shanghaiist, Kamis (10/12).

Ketika panggilan datang, Ji akan berusaha untuk datang ke rumah pasien secepat mungkin. Selama 12 tahun terakhir, ia sudah 'menghabiskan' sebanyak 45 kruk.

"Waktu itu hari pertama Spring Festival," kisah salah seorang pasien Ji. "Dia tidak harus pergi keluar untuk setiap panggilan, tapi saya menderita demam serius pada tengah malam. Tepat setelah saya menelepon, dokter Ji tiba ke rumah saya dalam waktu kurang dari 10 menit."



Sementara itu, pasien lain yang bernama Qin Tiansu harus berbaring di tempat tidur setelah menderita perdarahan otak satu tahun yang lalu. Karena tidak punya biaya, keluarga tidak mampu membawanya ke rumah sakit besar untuk perawatan. Setelah mendengar kabar tersebut, dokter Ji mengunjungi Qin secara rutin dan membawakannya obat-obatan, serta tidak pernah meminta imbalan sepeser pun. Setelah enam bulan pengobatan, Qin sekarang bisa berjalan lagi. "Dokter Ji adalah penyelamat saya," ungkap Qin.

BACA JUGA :
20 Hal keren di Jepang yang mungkin tidak kamu temukan di Indonesia

Selama bertahun-tahun menjadi seorang dokter, Ji sering tidak memungut biaya kepada pasiennya. "Beberapa dari mereka sangat miskin dan tidak mendapatkan pengobatan tertentu," kata Ji. "Etika profesional saya mewajibkan untuk membantu mereka yang sedang menderita. Lagipula, saya sudah digaji lebih dari 3,000 yuan per bulan (Rp 6,5 juta)."

Meski keahliannya mengobati pasien sudah teruji dan sering mendapatkan pujian dari para pasiennya, Ji tidak pernah berhenti belajar dan meningkatkan keilmuannya di bidang kedokteran. Dia sudah mendapatkan uji lisensi dari Chongqing Medical University.

Para penduduk di desanya menyebut Ji sebagai malaikat berbusana putih dan mengacungkan jempol ketika nama Ji disebut. Menanggapi pujian tersebut, Ji berkata, "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dokter lakukan. Kepercayaan dari warga kampung adalah hadiah terbesar bagiku. Imbalan yang pantas untuk pujian itu adalah dengan meningkatkan pelayananku kepada mereka."

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags