1. Home
  2. »
  3. News
19 Oktober 2015 20:18

Drummer ini harapkan musik anak bangkit lagi seperti era 90-an

Berharap industri musik Indonesia lebih baik lagi. Nur Romdlon

Brilio.net - Industri musik Indonesia beberapa tahun ini memang banyak dibanjiri karya baru. Hanya saja lagu anak-anak masih terbilang sangat sedikit. Tak heran jika banyak anak-anak yang terpaksa menikmati musik dewasa. Apalagi tayangan acara musik di televisi bahkan tak memberikan porsi untuk lagu anak-anak.

Hal tersebut diresahkan oleh Abdi Taufik (19), penikmat musik Indonesia sekaligus drummer band asal Bandar Lampung. Abdi berpendapat jika industri musik saat ini lebih mementingkan rating untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya daripada kualitas musik. Ia mencontohkan lagu-lagu yang populer saat ini hanya mengusung tema serupa, tentang percintaan, patah hati, maupun cinta yang bertepuk sebelah tangan. Bahkan lagu-lagu tertentu dianggap Abdi sangat tak layak didengar seperti lagu dangdut yang mengungkapkan hamil 3 bulan dan lain-lainnya.

"Lagu tersebut tentu kurang memberikan pesan bagi para penikmatnya. Apalagi lagu-lagu itu tak hanya didengarkan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak," kata Abdi kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa 0-800-1-555-999, Sabtu (17/10).

Minimnya sajian musik anak membuat anak-anak saat ini jarang menyanyikan lagu yang pantas untuk usianya. Mereka malah lebih tertarik menyanyikan lagu dewasa yang sering ditayangkan pada acara musik di televisi. Sepatutnya, pihak produser televisi memikirkan konten musik untuk anak-anak agar dapat membangkitkan lagi gairah musik anak-anak seperti era tahun 90-an.

Tak hanya kurang bervariasi, kata Abdi, acara musik di televisi saat ini juga masih buruk untuk para penonton dewasa. Kebanyakan hanya mengejar rating tanpa melihat kualitas. Abdi memimpikan acara musik yang diusung para produser televisi bisa berkualitas layaknya konser-konser yang tak ditayangkan di televisi seperti Prambanan Jazz International Music Festival atau yang sejenisnya. Acara musik di televisi, didambakan Abdi tak hanya menampilkan penonton yang berteriak lalala-yeyeye.

Meski begitu, Abdi beranggapan jika kesalahan tak sepenuhnya dilimpahkan ke produser maupun label musik. Peran orangtua dalam mengawasi apa yang ditonton dan didengar anaknya jauh lebih penting. "Daripada mendengarkan musik-musik yang kurang pantas didengar, mending anak-anaknya juga diarahkan untuk mendengar lagu religi," kata mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung ini.

Cerita ini disampaikan oleh Abdi Taufik melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags