Brilio.net - Saban hari setiap pukul 08.00 WIB, Suharso (38) atau yang biasa disapa Mas Harso membuka warung mie ayam berukuran 4x4 meter di Jalan Pattimura, Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah. Semua dikerjakan sendiri mulai dari membuka warung, meracik bumbu, sampai seporsi mie ayam seharga Rp 6.500 siap disajikan.
Sembari menunggu atau melayani pembeli datang ayah dua anak ini tak mau buang waktu. Ayah dua anak ini mencuri kesempatan menulis beberapa kalimat di secarik kertas atau di telepon genggamnya. Bukan pesanan mie ayam yang dia tulis, tetapi Suharso menuangkan ide-ide yang terlintas di benaknya.
Siapa sangka Suharso adalah penulis novel dengan nama pena, Aveus Har. Tidak tanggung-tanggung novel yang sudah dihasilkan berjumlah 7 buah, belum lagi dengan kumpulan cerpen dan antologinya, serta ratusan cerpen yang sudah diterbitkan di beberapa media cetak.
BACA JUGA :
Berawal menulis di Facebook, kini Oka sukses menjadi penulis ternama
Kepada brilio.net Jumat (18/12) Harso bercerita, dirinya suka menulis sejak SMP. Menulis cerita di buku kemudian dibaca oleh kawan-kawannya. "Di SMA saya mulai mempublikasikan cerita-cerita saya di majalah dinding. Lulus sekolah saya tidak kuliah. Saya bekerja dan tidak pernah betah lama. Lalu, bersama Ibu, saya jualan mie ayam," ujar Harso
Karena tuntutan pekerjaan, proses kepenulisan Harso tidak bisa selancar penulis lain. Dia tidak bisa menuangkan ide dan jalan ceritanya di depan layar komputer secara khusus. Yang dia bisa lakukan adalah menulis di sela-sela kesibukannya melayani pembeli. Itu pun tidak di komputer, melainkan di ponsel yang memiliki fitur memo untuk menulis karangan yang panjang. Dia menggunakan laptop saat mengedit tulisan saja. Sambil berjualan, dia terus berpikir tentang alur cerita, setting, maupun ending cerita.
"Saya menulis ketika sedang tidak melayani pembeli, atau tidak sedang mengerjakan tetek-bengek lain. Seringkali, ketika otak saya sedang penuh inspirasi namun jualan pas ramai, saya terpaksa membiarkan inspirasi hilang karena tidak menuliskannya," ujar lelaki lulusan Jurusan Akuntansi SMEA N Pekalongan ini.
Kebanyakan novel yang dia buat adalah aliran romantis seperti karya milik Marga T, Mira W, dan Fredy S. Tidak hanya berhasil menerbitkan sembilan buku, Harso juga pernah memenangi lomba menulis novel populer yang diadakan Bentang Pustaka, penerbit yang sukses dengan novel-novel best seller seperti Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, dan Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Novel Harso Flawless Hope mampu menyisihkan sekitar 400 judul novel peserta lain. Harso juga sering diundang untuk memberikan pelatihan penulisan kepada anak-anak muda.
BACA JUGA :
Penulis Indonesia ini karyanya laris manis di pasaran, siapa saja?
Menurut dia, buku karyanya memang sering menjadi penyelamat hidup keluarga. Misalnya, saat warungnya hendak digusur dari tempatnya mangkal, saat itu Harso mendapat hadiah Rp 6 juta sebagai pemenang lomba novel Bentang Pustaka. Alhasil, dia kemudian bisa menyewa kontrakan untuk kembali berjualan.
"Kalau usaha mie ayam ini karena kebutuhan hidup, sedangkan profesi penulis adalah keinginan hidup. Tapi, tidak berarti saya tidak mencari tambahan penghasilan dari dunia tulis-menulis ini," pungkasnya.