Brilio.net - Ikatan ibu dan anak tak bisa serta merta dipisahkan begitu saja, baik lahir maupun batin. Namun begitu, kondisi kurang menguntungkan sedang dialami Nur (22) yang tengah menanggung rindu kepada anaknya, Nabila, yang masih berusia 11 bulan.
Sudah satu minggu belakangan Nur yang berdomisili di Cilincing, Marunda, Jakarta Utara, berjauhan dengan suaminya, Suharto (24), dan anaknya, yang tinggal di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sebelumnya Nur ikut suami tinggal di Madura beberapa bulan karena suami sempat pamit pulang kampung dengan alasan ibunya sakit dan harus operasi, padahal sang ibu suami masih di Malaysia untuk bekerja.
BACA JUGA :
Berdalih gaji suami tak cukup, istri nekat kerja & ternyata selingkuh
"Saya sendiri merasa nggak betah tinggal di sana, makanya saya balik ke Jakarta tapi anak nggak boleh dibawa. Saya sedih," ujar Nur melalui kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Senin (5/10).
Nur semakin nelangsa kala suaminya memutuskan hendak kembali ke Jakarta dalam beberapa waktu dekat, tapi enggan membawa putri kecil mereka. "Katanya kalau anak di sini takut sakit," aku Nur dengan suara sendu.
Selain itu, dia menyatakan bahwa baik saudara suaminya dan ayah suami, juga menekankan supaya Nabila tetap di Madura sampai berusia tiga tahun. Dan keputusan ini diiyakan oleh Suharto.
BACA JUGA :
Baru 8 bulan nikah, pria ini sudah 10 kali lebih diminta cerai istri
Wanita yang pertama kali bertemu suaminya saat sama-sama bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif di Jakarta pada tahun 2012 ini, mengaku bahwa suaminya terkesan memihak kepada keluarga, termasuk keputusan terkait anak mereka.
"Padahal anak saya itu cucu pertama dan masih satu-satunya di keluarga saya. Makanya orangtua saya sempat marah-marah saat tahu anak nggak boleh dibawa ke Jakarta," lanjut Nur yang saat ini mengaku tidak memiliki kesibukan apa pun selain menjadi ibu rumah tangga.
Nur ingin sekali bertemu anaknya namun seakan terbentengi oleh keluarga suami yang menghalangi pertemuan dia dan Nabila. Namun untuk menyampaikan perasaan kangennya, Nur merasa takut sendiri, terlebih kepada pihak keluarga suami.
Menurut penuturannya, dia dan keluarga suami memang tidak terlalu akrab, mengingat selama dua tahun pernikahannya sejak November 2013, dia baru tiga kali berkunjung ke keluarga suami di Madura. Bagi Nur, terkadang keluarga suami juga terkesan terlalu ikut campur dalam rumah tangganya. Namun begitu, dia merasa tak bisa berbuat banyak dan justru berusaha untuk menerima dan ikhlas, termasuk perihal anak mereka.
"Tapi saya terus kepikiran kangen sama anak, tapi ya bagaimana lagi. Saya tetap berharap, suami dan keluarga berubah pikiran untuk mau membawa anak saya ke Jakarta. Apalagi akta kelahiran juga ada di sini. Bagaimanapun juga, saya adalah ibu yang melahirkan Nabila," tutup Nur mengakhiri pembicaraan.
Cerita ini disampaikan oleh Nur melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.