Brilio.net - Becak merupakan salah satu alat transportasi tradisional yang merakyat di Indonesia. Banyak kalangan yang nyaman dan senang menggunakan jasa transportasi yang satu ini. Namun, seiring dengan perkembangan industri transportasi, sebagian masyarakat mulai beralih ke moda transportasi modern.
Hal inilah yang kemudian mendasari ide kreativitas dari para tukang becak yang biasa mengayuh secara manual untuk kemudian beralih memanfaatkan tenaga mesin. Lahirlah yang disebut becak motor (bentor). "Ya daripada tidak dimanfaatkan, lebih baik motor jadul yang masih bisa dipakai ini dimodif jadi bentor. Mau dijual pun juga sudah jarang peminatnya. Selain bisa jadi lebih efisien juga malah lebih diminati pelanggan, karena mereka tidak lagi merasa iba kepada tukang becaknya kalau jarak jauh atau lewat tanjakan," tutur Waluyo, sopir bentor di area pertigaan Terban, Jogja, Rabu (2/9).
BACA JUGA :
8 Becak ini adanya di luar negeri, sama kerennya seperti di Indonesia
Lebih jauh, Waluyo (40) juga menuturkan bahwa ada perbedaan penghasilan yang lumayan antara sebelum dan sesudah ia menggunakan bentor sekitar dua kali lipat. Meski begitu, Waluyo juga sadar bahwa mata pencahariannya sekarang memang sarat pro kontra. Ia juga sadar bahwa setiap resiko harus siap ditanggung sebagai konsekuensi pekerjaan.
Maka dari itu, ia rutin merawat bentor miliknya untuk meminimalisasi resiko kecelakaan. Bahkan, ia juga mengaku memiliki persyaratan yang lengkap untuk menghindari razia polisi lalu lintas seperti SIM dan STNK masing-masing untuk becak dan motor yang dipakainya.
Untuk teknis modifikasi motor murni menjadi inisiatif para tukang becak. Mereka memakai jasa dari tukang las untuk proses perakitan, bukan dari hasil beli jadi. Hanya roda depan yang dihilangkan dan disambung dengan becak. Bahkan untuk perawatan, juga tidak ada bengkel khusus. Para sopir bentor biasa mendandani sendiri ala kadarnya.
BACA JUGA :
Tukang becak di Solo lebih 'terhormat' daripada ojek, ada 7.000 becak
Meskipun baru satu setengah tahun beralih ke bentor, Waluyo juga sudah tergabung dalam paguyuban bentor DIY. Ia mengaku bahwa dari paguyuban tersebut ia mendapatkan penyuluhan tentang pedoman keselamatan, keamanan dan kelengkapan persyaratan yang harus dimiliki untuk meminimalisasi razia polisi lalu lintas.
"Ya sama saja dengan sepeda motor pada umumnya, kalau melanggar rambu ya kena tilang. Sudah beda dengan becak kayuh yang masih bisa terobos rambu. Tapi, kalaupun kena razia asal surat-surat lengkap biasanya masih aman," ungkap Waluyo.