1. Home
  2. »
  3. News
4 Mei 2015 14:02

Hutan beringin yang bikin Malioboro tenar sampai sekarang

Jalan ini menjadi suatu lokalitas perdagangan setelah Sri Sultan HB I mengembangkan sarana perdagangan melalui pasar tradisional sejak 1758. Ahada Ramadhana

Brilio.net - Belum main ke Jogja, kalau belum mampir ke Malioboro. Kawasan ini adalah pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai oleh-oleh khas seperti batik, kaos Jogja, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu, blangkon (topi khas Jawa/Jogja), dan pernik lain yang mampu mengingatkan kamu kalau pernah main ke Jogja. Dari Keraton Yogyakarta, letak Malioboro berjarak sekitar 800 meter.

Kawasan Malioboro terletak di Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta. Malioboro adalah salah satu jalan yang dilewati garis imajiner yang menghubungkan Keraton, Tugu, dan puncak Gunung Merapi.


Dikutip dari walikota.jogjakarta.go.id, sejak zaman dulu, Malioboro telah menjadi pusat kota dan pemerintahan. Jalan ini terbentuk menjadi suatu lokalitas perdagangan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui sebuah pasar tradisional sejak tahun 1758.

Keterkenalan Malioboro hingga kini tak bisa lepas dari pasar tradisional yang bernama Pasar Beringharjo itu. Pasar ini mulai dibangun secara permanen pada 1920 oleh Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) dan selesai pada 1925.

Dulunya pasar ini hanya berupa hutan beringin beralas tanah dengan lapak ala kadarnya yang dijadikan warga tempat bertransaksi. Lambat laun kemudian dinamai Pasar Alas Ringin (Hutan Beringin). Secara perlahan warga mulai membangun atap-atap pada lapaknya. Pada 1928, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pasar ini diresmikan dan dinamai Pasar Gede. Pasar ini disebut-sebut sebagai pasar termegah di pulau Jawa pada masa itu. Nama Beringharjo dipakai sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Kini setelah 257 tahun berlalu pasar itu, Malioboro mampu bertahan sebagai suatu kawasan perdagangan bahkan menjadi salah satu ikon Yogyakarta.

Tak hanya tempat berbelanja untuk mendapatkan oleh-oleh, Malioboro juga telah menjadi 'surga' para seniman jalanan. Tak jarang kita akan menyaksikan kreasi mereka dalam berbagai bentuknya. Suasana Malioboro selalu nyaman untuk dinikmati dari sudut manapun, terlebih malam hari yang semakin meningkatkan eksotisme Malioboro sehingga kawasan ini menjadi tongkrongan wisatawan maupun warga pribumi yang tak pernah sepi.

Beberapa objek bersejarah yang ada di sekitar kawasan Malioboro antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Hotel Garuda, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags