Brilio.net - Kamu tentu sering mendengar kabar tentang habisnya stok kantong darah jenis tertentu di rumah sakit atau kantor Palang Merah Indonesia (PMI), bukan? Atau broadcast BBM yang meminta bantuan donor darah untuk pasien yang tengah kritis? Inilah masalah yang sedang dicari solusinya oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun.
Namun, upaya para ilmuwan tersebut tampaknya kini sudah mulai menemui titik terang. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Chemical Society, peneliti berhasil memodifikasi enzim antigen dari golongan darah A dan B untuk membuatnya seperti jenis donor universal, yaitu O.
Antigen A dan B adalah gula yang dibawa oleh sel darah merah. Kombinasi dari antigen dengan sel darah ini menentukan empat jenis darah utama: A, B, AB, dan O. Kombinasi ini juga menjadi penentu jenis darah apa yang dapat diterima dan jenis darah apa yang bisa didonorkan ke orang lain.
Gagasan untuk mengubah jenis darah sebenarnya sudah mencuat sejak tahun 1980-an. Pada waktu itu, sekelompok tim peneliti di New York berhasil membuktikan bahwa enzim yang diekstrak dari biji kopi hijau bisa menghapus antigen B dari sel darah merah.
Uji klinis menunjukkan bahwa darah dapat ditransfusikan dengan aman kepada orang-orang dari golongan darah yang berbeda. Sayangnya, untuk mengkonversi sel-sel darah, dibutuhkan volume yang terlalu besar pada suhu yang sangat tinggi sehingga cara ini dipandang tidak praktis.
Namun, baru-baru ini para ilmuwan dari University of British Columbia telah menciptakan enzim yang berpotensi memecahkan masalah ini. Cara kerjanya pun sama, yaitu dengan mengatasi masalah antigen dan mengubah tipe darah A dan B ke tipe darah O secara efektif.
"Konsep ini tidak baru tapi sampai sekarang kami membutuhkan begitu banyak enzim untuk membuatnya bekerja sehingga kurang praktis. Sekarang saya yakin kami dapat melakukan penelitian lebih lanjut," ujar Steve Withers, salah satu peneliti yang dilansir iflscience.com, Selasa (5/5).
"Kami menghasilkan enzim mutan yang sangat efisien untuk memotong gula dalam darah A dan B, dan jauh lebih cepat dalam menghapus subtipe A-antigen," kata David Kwan, ketua tim peneliti.
Bagaimanapun juga, tugas ilmuwan tersebut belum selesai. Enzim tersebut untuk sementara ini belum mampu menghilangkan semua antigen dari tipe darah A dan B darah.
Sistem kekebalan tubuh sangat sensitif sehingga sisa antigen dalam jumlah kecil saja dapat memicu respons tertentu yang membahayakan.