Brilio.net - Bertempat di Istana Negara, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 orang tokoh pejuang nasional. Adapun pemberian gelar tersebut dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/2015 yang ditandatangani pada tanggal 4 November 2015.
Upacara penganugerahan gelar tersebut ditandai dengan pemberian plakat sebagai penghargaan simbolik oleh Presiden Jokowi kepada ahli waris atau perwakilan dari penerima gelar.
Hingga saat ini sudah 168 orang yang ditetapkan sebagai pahlawan Nasional, kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan usai upacara penganugerahan seperti dikutip brilio.net dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Kamis (5/11) .
Berikut kelima orang pahlawan perlu kamu kenal lebih jauh:
1. Bernard Wilhem Lapian
BACA JUGA :
Moestopo pakai bambu runcing tahi kuda & pimpin copet lawan penjajah
Gambar: Foto Bernard
Bernard Wilhelm Lapian lahir di Kawangkoan, 30 Juni 1892 meninggal di Jakarta pada 5 April 1977 di usia 84 tahun. Bernard merupakan seorang pejuang nasionalis berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Perjuangannya dilakukan dalam berbagai bidang dan dalam rentang waktu sejak zaman Pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang, sampai pada zaman kemerdekaan Indonesia.
2. Mas Isman
Gambar: Foto Mas Isman
Mas Isman ini dikenal sebagai pejuang asal Jawa Timur dan di masa perjuangan kemerdekaan dikenal sebagai pendiri TRIP. Pasca kemerdekaan, TRIP menyesuaikan diri dari brigade pertempuran, menjadi brigade pembangunan.
3. Komjen. Pol. Moehammad Jasin
BACA JUGA :
Sederhananya cangkir yang digunakan Sudirman usai perang gerilya
Gambar: Foto Jasin
Dia selama ini dikenal sebagai pejuang di Jawa Timur. Selain itu Jasin selama juga dikenal sebagai Bapak Brimob Indonesia karena sebagai pucuk pimpinan pertama satuan tersebut. Dulu nama kesatuan itu adalah pasukan polisi istimewa yang pernah memberontak kepada kekuasaan Jepang.
Kekuatan ini dibentuk Jepang pada tahun 1943 dengan nama Tokubetsu Keisatsu Tai. Peran M Jasin dan pasukan polisi istimewa yang besar dalam pertempuran Surabaya 28 Oktober sampai 28 November 1945 yang berpuncak pada 10 november 1945 atau dikenal sebagai hari Pahlawan.
4. I Gusti Ngurah Made Agung
Gambar: Foto I Gusti Ngurah Made Agung
I Gusti Ngurah Made Agung adalah seorang Raja Badung yang berani dan pantang menyerah membela kebenaran, keadilan dan negara. Dia bersama dengan masyarakat Bali berjuang habis-habisan melawan penjajah Belanda dalam perang Puputan Badung selama 1902-1906. I Gusti Ngurah Made Agung lahir di Puri Agung Denpasar, 5 April 1876. Dia merupakan Putra I Gusti Gede Ngurah Pemecutan atau Ida Tjokorda Gde Ngurah Pemecutan yang merupakan Raja Badung V.
5. Ki Bagus Hadikusumo
Foto: Ki Bagus Hadikusumo
Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Ki Bagus Hadikusumo lahir di Yogyakarta, 24 November 1890 meninggal di Jakarta, 4 November 1954 pada umur 63 tahun. Ki Bagoes merupakan seorang tokoh BPUPKI yang mendapat pendidikan sekolah rakyat atau SD dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).