Brilio.net - Pernahkan kamu mendengar jenis diet food combining? Atau sering banget mendengarnya? Atau bahkan kamu pelaku food combining?
Dikutip brilio.net dari buku Food Combining di Bulan Ramadan yang ditulis Erikar Lebang, Kamis (20/8), food combining merupakan pengaturan pola makan sesuai dengan yang diperlukan tubuh.
Diet tipe ini mengacu pada sistem kerja tubuh, terutama sistem cerna, yang secara global mengarah kepada pencapaian kesehatan tubuh si pelakunya. Jadi, bukan semata untuk pelangsingan atau tujuan diet seperti diet-diet lain yang pernah ada.
Namun sebenarnya, food combining bukan baru-baru ini ada. Dalam bukunya itu, Erikar menuliskan bahwa penerapan pola makan serupa food combining telah diterapkan oleh suku bangsa Essene di Palestina. Seiring berkembangnya zaman, ahli lain yang memiliki konsep sejenis adalah William Howard Hay, seorang dokter, penulis, dan dosen dari Hartstown, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri, food combining diperkenalkan oleh Andang Gunawan (60), seorang pengusaha di bidang media dan penulis. Dia memulai food combining pada tahun 1994 paska melihat suaminya gejala sakit liver. Selain itu ada pula Wied Harry Apriadji (55), seorang pakar gizi yang juga menerapkan food combining.
Nah, baru-baru ini barulah mencuat ke permukaan tren food combining. Cukup banyak orang yang sudah menerapkan pola makan sehat ini. Salah satunya adalah Fety Khosianah (35). Wanita yang merupakan salah seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Surabaya ini, mengaku sudah sejak tahun 2008 menerapkan food combining.
"Terus terang awalnya memang bingung harus mulai dari mana karena detailnya banyak sekali. Akhirnya saya mulai dengan sarapan buah," ungkapnya saat dihubungi brilio.net.
Fety melanjutkan bahwa ternyata semula dia masih keliru menerapkan food combining secara menyeluruh, di samping dia sendiri masih belum paham dan belum menggunakan panduan food combining.
Akhirnya dia membaca buku panduan berjudul Food Combining: Kombinasi Makanan Serasi (Pola Makan Untuk Langsing & Sehat) dari Andang Gunawan dan beberapa sumber lain, termasuk Erikar Lebang.
Dia mempelajari bahwa alasan sarapan buah itu tepat adalah untuk meringankan beban pencernaan yang memasuki fase pembuangan pada pukul 4-12 siang.
Selanjutnya, dia makan seperti biasa namun memilih menu yang lebih tepat dan sehat, misalnya memenuhi kebutuhan karbohidrat dengan nasi merah yang tidak memicu kenaikan gula darah sedrastis nasi putih dan umbi-umbian seperti ketela dan bengkoang. Tak lupa juga dilengkapi dengan sayuran.
"Jadi, kalau makan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh sehingga bisa tercerna sempurna biar bisa jadi energi," lanjutnya.
Alasan Fety memulai food combining sebenarnya mirip dengan Andang Gunawan. Dia terpikirkan oleh orangtua yang sakit gagal ginjal dan dia sendiri memiliki kista di ovarium. Maka terdoronglah Fety untuk mulai mengubah pola makan menjadi lebih sehat.
Setelah tujuh tahun menjalani food combining, Fety pun merasakan manfaatnya. "Yang paling signifikan sih, dulu berat badan saya 78 kilo, terus sekarang 50-an kilo. Lalu, walaupun masih ada kista, tapi sekarang nggak gampang ngedrop lagi kalau mens. Saya juga merasa lebih berenergi," pungkasnya.
Bukan hanya Fety saja yang menunjukkan perubahan setelah menerapkan food combining. Para pelaku yang jauh sebelum Fety pun, juga mengalaminya.
Erikar menyebutkan bahwa bukti efek food combining paling fenomenal adalah Norman W. Walker yang sakit keras pada usia 50 tahun. Kemudian dia mulai mengubah pola makan menjadi buah-buahan dan sayuran segar. Hasilnya, kesehatannya membaik pesat dan justru hidup lebih lama. Ada yang bilang dia wafat pada usia antara 99, 109, dan 119 tahun.
Nah, apa kamu masih ragu memulai diet food combining? Sudah teruji lho, memberikan efek kesehatan yang tidak terduga. Kalau kamu mau menerapkan, kamu bisa membaca buku panduan dari tokoh yang disebutkan di atas. Selalu jaga kesehatan ya, guys.