1. Home
  2. »
  3. News
20 Oktober 2015 10:23

Ini dia top 10 komoditas ekspor andalan Korea Utara yang tak lazim

Kabarnya, sebagian besar transaksi perdagangan Korea Utara dilakukan di pasar gelap alias black market. Yani Andriansyah

Brilio.net - Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara yang paling totaliter di dunia. Negara yang kini dipimpin Kim Jong-un ini sangat terisolasi dari komunitas negara-negara di dunia.

Negeri Ginseng Merah yang berbatatasan dengan Korea Selatan ini pun dikenal sebagai salah satu negara dengan persenjataan nuklirnya. Kehidupan masyarakat di Korea Utara sangat menderita dengan kepemimpinan otoriter Kim Jong-un. Tingkat kemiskinan cukup tinggi.

Lalu, bagaimana negara ini menjalani perekonomian layaknya negara-negara lain yang mengandalkan transaksi perdagangan, ekpor dan impor untuk memenuhi devisa? Kabarnya, sebagian besar transaksi perdagangan Korea Utara dilakukan di pasar gelap alias black market.

Lantas, komoditas ekspor apa saja yang menjadi andalan Korea Utara? Seperti dilansir brilio.net yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa (20/10) ternyata Korea Utara punya 10 komoditas andalan yang sebagian besar dilakukan secara ilegal. Apa saja komoditas tersebut?

1. Reaktor nuklir

BACA JUGA :
Korut klaim memiliki obat untuk penyakit-penyakit berbahaya



Langkah Korea Utara yang paling berani ialah dengan mengekspor reaktor nuklir ke Al-Kibar, Suriah pada 2007 silam. Instalasi nuklir ini akhirnya dibom Israel pada tahun yang sama. Saat mengekspor reaktor tersebut, Korea Utara bermotif membantu Suriah membangun reaktor gas-grafit untuk pembangkit tenaga listrik.

Korea Utara memasok sebagian besar reaktor tersebut. Model reaktor ini sama persis dengan yang dimiliki Korea Utara di Yongbyon, di mana bentuk bangunannya dibuatkan dinding luar untuk menyembunyikan bentuk fasilitas aslinya.

Cara ini juga dilakukan agar fasilitas nuklir bisa cukup untuk menyimpan plutonium. Jika tidak dibom, reaktor tersebut bisa memproduksi satu atau dua senjata nuklir per tahun setelah beroperasi. Dari ekspor reaktor nuklir tersebut, Korea Utara mengantongi pendapatan USD2 miliar.


2. Metamfetamin


Sudah menjadi rahasia umum jika Korea Utara terlibat dalam perdagangan narkoba sejak era 1970-an. Langkah ini dilakukan pemerintah Korea Utara untuk mengatasi utang luar negeri. Sejak saat itu, pemerintah Korea Utara memerintahkan kedutaan besarnya di sejumlah negara untuk membantu mencari dana dengan cara apapun. Salah satunya menciptakan lalu lintas ekspor obat-obatan dengan memanfaatkan kekebalan diplomatik.

Kemudian, Korea Utara mulai memproduksi obat-obatan terlarang, terutama metamfetamin dan mengekspornya melalui kedutaan besar. Metamfetamin Korea Utara menjadi terkenal terutama karena kemurniannya tinggi yang mencapai 99%. Hal ini tidak mengejutkan mengingat obat-obatan tersebut diproduksi di pabrik-pabrik milik negara.

Metamfetamin saat ini masih berlimpah di Korea Utara. Bahkan dilaporkan penggunaan metamfetamin di sana layaknya minum teh. Bisa dimaklumi, di negara yang banyak dijumpai kasus kelaparan karena kelangkaan pangan, penggunaan metamfetamin berguna untuk menekan nafsu makan.


3. Tenaga kerja

BACA JUGA :
Gaya rambut mirip Kim Jong Un, Farhat Abbas diolok-olok netizen


Jumlah penduduk Korea Utara yang cukup besar menjadi modal tersendiri. Jumlah populasi inilah yang dijadikan komoditas oleh pemerintah sebagai tenaga kerja asing yang bisa mendatangkan devisa. Umumnya, mereka dikirim pemerintah ke luar negeri untuk bekerja di sektor informal.

Para tenaga kerja ini punya kewajiban untuk mengirim penghasilan mereka kepada negara. Agar mereka patuh pada kebijakan ini, pemerintah Korea Utara biasanya menjadikan keluarga tenaga kerja sebagai sandera. Saat ini, lebih dari 50.000 buruh Korea Utara bekerja keras di luar negeri untuk kepentingan rezim pemerintah. Mereka mampu mengirim devisa hampir USD2 miliar per tahun.

Para buruh bekerja dalam kondisi mengerikan selama berjam-jam. Sekitar 10% dari mereka merupakan buruh lepas. Saat ini para buruh Korea Utara bisa ditemukan di lebih dari 40 negara yang berbeda di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Tapi sebagian besar berada di China dan Rusia. Rata-rata mereka menjadi pekerja kasar di sektor konstruksi. Pemerintah Korea Utara bahkan akan meningkatkan pengiriman buruh ke luar negeri.


4. Uang palsu


Korea Utara sudah lama dikenal sebagai negara nomor satu di dunia yang paling canggih memproduksi uang palsu, khususnya pecahan USD 100. Malah Secret Service Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa uang palsu buatan Korea Utara dikenal sebagai supernotes, uang palsu yang paling canggih di dunia. Hal ini tidak mengherankan, mengingat dalam pembuatannya Korea Utara menggunakan mesin dari Jepang, kertas dari Hong Kong, dan tinta dari Prancis.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah AS pada 2013 lalu memperkenalkan uang USD 100 baru dengan fitur keamanan yang dirancang khusus untuk melawan Korea Utara. Namun, Korea Utara kembali belajar bagaimana memproduksi uang kertas dengan fitur keamanan baru tersebut.


5. Tekstil


Distrik Dandong, wilayah perbatasan Korea Utara-China adalah sarang kegiatan ekonomi. Diperkirakan seperempat dari penduduk Dandong, melakukan bisnis di pabrik-pabrik tekstil yang dikelola pemerintah. Produksi tekstil diekspor dengan menggunakan label Made in China.

Ekspor tekstil dari Korea Utara bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, pada era 1970-an, perusahaan Belanda lebih dulu mengimpor kaos dari negara itu. Meskipun ekspor tekstil Korea Utara turun pada era 1990-an, namun perusahaan Belanda tetap melakukan transaksi perdagangan.

Belakangan, sejumlah perusahaan Jerman juga mengimpor produk tekstil dari Korea Utara. Salah satu daya tarik produk manufaktur di Korea Utara karena harganya murah. Hal ini disebabkan biaya tenaga kerja di Korea Utara adalah yang termurah di Asia. Upah minimum ditetapkan sebesar USD 80 sebulan (Rp 1,072 ribu, dengan kurs Rp 13.400). Hal ini menyebabkan produksi garmen dari Korea Utara 30% lebih murah daripada di China.

6. Restoran


Mungkin terdengar aneh jika restoran menjadi salah satu komoditas ekspor andalan sebuah negara. Tapi, inilah yang dilakukan pemerintah Korea Utara dengan menciptakan restoran otentik Korea Utara yang tersebar di seluruh Asia, lengkap dengan hiburan tarian tradisional, termasuk lagu-lagu Korea Utara dan pop Barat.

Pola ini bukan hanya diterapkan di segelintir restoran tapi hampir di semua restoran bentukan pemerintah Korea Utara. Sejak era 1990-an, pemerintah Korea Utara telah menjalankan seluruh rantai restoran yang dikenal sebagai Pyongyang Restoran.

Saat ini diperkirakan ada 100 cabang restoran di seluruh Asia. Restoran ini menjalankan tiga tugas utama yakni mengumpulkan uang untuk pemerintah, membiayai kedutaan Korea Utara di negara mereka beroperasi, dan untuk tempat mencuci uang dari kegiatan ilegal pemerintah. Seluruh pegawai di restoran ini sangat terikat dengan pemerintah. Mereka tidak bisa seenaknya mengundurkan diri. Maklum, kebijakan yang sama diterapkan bahwa keluarga mereka di Korea Utara menjadi sandera. Masing-masing pegawai saling mengawasi.

Pelayan saling memantau. Sementara koki juga bertugas memantau pelayan. Hal ini dilakukan jika ada tanda-tanda pegawai mulai tidak setia kepada pemerintah.

7. Patung


Korea Utara sangat dikenal sebagai negara produsen patung di dunia. Sebagian besar pendapatan dari industri ini digunakan untuk dana propaganda negara. Produk patung Kora Utara telah banyak yang diekspor. Salah satunya, pemerintah Zimbabwe yang memesan patung presiden Robert Mugabe senilai USD 5 juta baru-baru ini.

Selain itu, Korea Utara juga telah menyelesaikan berbagai proyek pembuatan patung di sejumlah negara seperti Angola, Mesir, Ethiopia, bahkan Jerman. Proyek-proyek seni ini diproduksi di Mansudae Art Studio, di Distrik Phyongchon, Pyongyang, sebuah pabrik besar yang mempekerjakan 4.000 warga Korea Utara, termasuk 1.000 seniman.

Pada awal era 2000-an, Korea Utara dikontrak Namibia untuk membangun monumen perang raksasa di ibukota Windhoek dengan nilai proyek mencapai USD 60 juta. Korea Utara juga dikontrak untuk membangun Namibia New State House, setara dengan US Capitol yang konstruksinya selesai pada 2008. Karya patung Korea Utara, juga bisa dilihat pada Afrika Renaissance Monument, sebuah patung perunggu besar setinggi 50 meter di Senegal. Patung ini dibuat untuk memperingati kemerdekaan ke-50 Senegal.


8. Industri senjata


Korea Utara adalah salah satu negara yang paling militeristik di dunia, dengan lebih dari satu juta orang menggunakan senjata. Industri senjata dalam negeri Korea Utara adalah cara lain untuk mendapatkan devisa. Ekspor utamanya adalah persenjataan berat termasuk peluncur roket dan rudal balistik. Malah Korea Utara menawarkan membantu membangun pabrik senjata bagi klien.

Contohnya, selama hampir 30 tahun, Korea Utara terlibat dalam pembangunan dua pabrik senjata Etiopia, termasuk memasok peralatan industri dan menyediakan keahlian untuk menjaga operasional pabrik. Karena pabrik itu dirancang Korea Utara, maka hanya mereka yang dapat menyediakan suku cadang untuk mesin industri. Hal ini memaksa Etiopia terus bergantung.

Korea Utara juga membangun fasilitas industri senjata di negara-negara Afrika lainnya, seperti Nigeria dan Madagaskar, yang juga mengandalkan suku cadang dari Korea Utara.

9. Rudal balistik


Korea Utara sudah lama dikenal sebagai negara yang kerap menembakkan rudal balistik dengan cara provokatif. Sebenarnya, cara itu adalah untuk propaganda, bahwa Korea Utara adalah negara penghasil rudal balistik. Setiap tahun, Korea Utara mampu mendapatkan puluhan juta dolar AS dari ekspor rudal balistik ini.

Bukan hanya uang tunai yang didapat Korea Utara dari ekpor ini, tapi mereka juga bisa lebih mudah memproduksi rudal untuk keperluan domestik karena skala ekonomi. Di samping itu, Korea Utara juga bersedia mengekspor peralatan manufaktur dan pengetahuan teknis ke negara-negara lain, termasuk Pakistan dan Iran.

10. Batubara


Selama ini kita mungkin berpikir bahwa sumber devisa terbesar China berasal dari batubara. Tapi, sebenarnya Korea Utara juga merupakan salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia. Bahkan, dengan penurunan impor batubara China dari negara-negara lain, pengiriman dari Korea Utara justru melonjak 25% menjadi total 1,8 juta ton batubara pada Mei 2015.

Ekspor batubara adalah cara paling mudah bagi rezim Kim Jong-un untuk mendapatkan mata uang asing. Sebab, pemerintah Korea Utara tak memerlukan reformasi struktural dan institusional yang diperlukan untuk deregulasi ekspor. Dengan kata lain, ekspor batubara memungkinkan Korea Utara mendapatkan uang tanpa membuat pilihan sulit.

Sementara pertambangan batubara di dunia membutuhkan mesin berat yang kompleks. Sedangkan di Korea Utara, di mana kehidupan manusia dianggap murah, banyak hal yang masih dilakukan dengan tangan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags