Brilio.net - Umat muslim di seluruh dunia, ketika memasuki bulan Ramadan dan jika telah memenuhi syarat-syaratnya, maka berkewajiban menjalankan puasa. Dasar kewajiban ini sering didengungkan dalam ceramah-ceramah Ramadan itu sendiri yang barangkali sudah dihafal oleh banyak orang. Tahukah kamu bagaimana kisah puasa menjadi kewajiban tersebut?
Diceritakan dalam buku Sejarah Ibadah karangan Syahruddin El Fikri, dulunya umat Islam melakukan puasa pada tanggal 10 Muharam yang dikenal dengan nama Asyura. Hal ini tidak lepas dari praktik puasa agama terdahulu, yaitu Yahudi. Hari Asyura merupakan hari raya terbesar umat Yahudi yang hingga kini masih diperingati oleh Yahudi Khaibar di dekat Kota Madinah. Pada hari itu, mereka ramai membeli makanan, minuman, serta berpakaian indah. Imam Syafii menyebut nabi menganjurkan puasa selama tiga hari yaitu tanggal 9, 10, 11 Muharam.
Selain itu, Rasulullah SAW beserta para sahabat melaksanakan puasa tiga hari setiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, 15 di bulan-bulan Qomariyah, yang kini dikenal dengan istilah ayyammul bidh.
Nabi Muhammad mulai memerintahkan para sahabat berpuasa Asyura ketika telah memasuki tahun kedua hijrahnya ke Madinah. Disebutkan, rombongan umat Muslim tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal sedangkan seruan Rasulullah itu disampaikan pada awal tahun kedua.
Lalu, pada tahun kedua itu di bulan Ramadan, turun wahyu berisi perintah kepada umat Islam untuk berpuasa. Lebih kurang 18 bulan setelah rasul beserta sahabat menetap di Madinah.
Selama hidup, Rasulullah SAW sempat menemui sembilan kali Ramadan, yakni delapan kali selama 29 hari dan satu kali selama 30 hari.
BACA JUGA:
Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal
Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya
Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa