Brilio.net - Ada saja alasan yang digunakan orang Indonesia untuk ganti nama. Mulai dari malu karena namanya yang aneh hingga gara-gara sering sakit-sakitan. Padahal kalau dipikir proses tersebut cukup ribet Apalagi bagi kamu yang sudah dewasa dan memiliki kartu identitas yang beragam.
Walau begitu menurut Nirmayanti Wening Prasasti, salah satu pegawai Pengadilan Negeri pemohon untuk penggantian nama masih cukup banyak. Lalu sebenarnya seribet apa sih urusan tersebut?
Untuk mengganti nama artinya harus mengganti data diri paling 'akar' yaitu akta, makanya yang pertama dilakukan pemohon adalah mendatangi Pengadilan Negeri di tempat asalnya. Pemohon harus membuat surat permohonan yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Surat ini bukan seperti ambil formulir dan kita tinggal ngisi lho! Kamu harus membuat surat permohonan sendiri yang dilengkapi dengan alasan yang masuk akal.
BACA JUGA :
Ini 7 alasan orang ganti nama, mulai dari malu hingga sakit-sakitan
Pengadilan Negeri. Kuatkan alasanmu sebelum putuskan ganti nama.
Setelah mengajukan permohonan dan terdaftar, maka proses selanjutnya adalah menunggu jadwal sidang keluar. Untuk pergantian nama yang normal sih hanya cukup dua kali sidang saja, dan jarak antara kedua sidang itu biasanya tidak lebih dari 10 hari.
"Kira-kira satu bulananlah dari sejak mendaftar hingga putusan didapat. Tapi penjadwalan sidang ini tergantung kesibukan pengadilan juga selain kerumitan kasusnya lho. Itupun nggak semua pemohon dikabulkan. Banyak juga yang akhirnya cancel sidang," kata Nirma kepada brilio.net Jumat (9/10)
Untuk biaya penggantian nama tersebut berbeda-beda tergantung daerahnya, tetapi rata-rata berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Kalau sudah mendapat surat keputusan, tinggal meneruskannya ke catatan sipil. Tentunya ada syarat-syarat berkas yang diserahkan ke catatan sipil selain putusan PN tersebut. Berkas tersebut meliputi salinan Penetapan Pengadilan Negeri mengenai ganti nama, akta kelahiran dari catatan sipil, buku nikah (kalau sudah menikah), kartu keluarga, dan
Kartu Tanda Penduduk.
Setelah urusan akta selesai kamu tinggal mendatangi kantor kelurahan dan kecamatan setempat seperti layaknya mengurus KTP. Namun kamu di sana akan mengisi formulir Pernyataan Perubahan Data Kependudukan. Kalau KTP saja mungkin nggak terlalu ribet ya.
Tapi kamu jangan lupa harus juga mengurus pergantian nama di SIM, BPJS, NPWP, Bank, Paspor, Ijazah dan berbagai surat-surat penting yang mencantumkan namamu! Duh, pusing nggak tuh? Makanya sebelum ganti nama, pikir-pikir dulu deh!