Brilio.net - Siapa sangka di zaman yang sudah modern ini masih ada orang yang berusaha menyambung hidupnya dengan berjualan kaset pita tembang lawas. Selain sudah jarang diminati banyak orang, di era modern ini orang cukup menggunakan format lagu MP3 yang lebih praktis.
Adalah Farida (40), wanita yang setiap hari menembus dinginnya malam untuk berjualan kaset jadul di Pasar Senthir, Yogyakarta. Setiap malam Farida tidak sendiri, dia ditemani oleh putrinya bernama Saras. Sekilas Saras nampak normal, namun setelah diperhatikan secara seksama gadis kecil ini ternyata adalah penderita cacat mental atau autis.
Saras sangat hiperaktif, dia berteriak-teriak menjajakan dagangan ibunya sehingga banyak menarik perhatian banyak orang. Namun ketika brilio.net berusaha mengabadikan fotonya, dia berlari ketakutan melihat cahaya flash dari kamera.
Menurut Farida, meski Saras menderita cacat mental namun anakya itu ikhlas selalu menemani ibunya setiap malam.
"Kadang saya ngerasa kalau Saras ini malah lebih ikhlas daripada anak normal. Dia nggak pernah ngeluh, nggak pernah minta jajan. Mungkin kalau anak normal lebih milih nonton TV di rumah." ujar Farida saat ditemui di lokasi, Selasa (24/3) malam.
Setiap hari ibu dan anak itu berjualan mulai pukul 17.00 hingga pukul 23.00 WIB. Di lapaknya yang tanpa memiliki tenda, Farida mengaku kesulitan utamanya adalah ketika musim hujan tiba. Mau tidak mau dia harus memebereskan lapaknya ketika hujan turun.
Kaset yang dijual Farida sendiri dihargai Rp 5.000 per kasetnya. Kaset yang dijualnya antara lain adalah tembang-tembang jaman dulu (jadul) yang dibawakan oleh Nia Daniaty, Emilia Contessa, dan masih banyak penyanyi lama lainnya.
"Kalau kendalanya sekarang ya karena kaset udah nggak zaman lagi mbak, apalagi kalau hujan gini bisa nggak laku satupun," katanya sambil memandang langit yang mulai gerimis.
Farida mengaku sedih jika penghasilannya sedikit, karena itu artinya dia tidak bisa membelikan Saras makanan kesukaannya yaitu Sate Ayam.
"Kalau nggak bisa beli sate, biasanya saya belikan mi instan dia udah seneng kok." kata Farida sambil tersenyum kecil.
Keikhlasan Saras dalam membantu ibunya ini dapat dijadikan contoh untuk anak-anak Indonesia lainnya. Walau menderita cacat mental, dia senantiasa menemani ibunya tanpa ada rasa kesal atau mengeluh sedikitpun.