1. Home
  2. »
  3. News
8 November 2015 00:12

Keinginan beli laptop tertunda gara-gara orang tua bertengkar

Ayah Naim menuduh ibunya berselingkuh. Padahal tak punya bukti kuat atas tudingan tersebut Muhammad Zufar

Brilio.net - Imbas buruk dari pertikaian orangtua dirasakan oleh anak. Ketika ayah dan bertengkar, si anak tidak tahu harus memihak siapa. Beberapa mungkin memihak sang ibu, sebab kedekatan ibu dengan anak-anaknya tidak tergantikan oleh peran sang ayah. Tetapi memihak kepada ibu belum tentu memihak kepada yang benar.

Itulah yang dirasakan oleh Naim Rozak, pelajar kelas 3 SMA asal Tulungagung, Jawa Timur. Gara-gara pertikaian orangtua yang tak kunjung usai, kebutuhan sekolahnya terbengkalai. Wajar jika di usia 18 tahun, masih mengandalkan pendanaan dari orangtua. Apalagi orangtua mereka cukup berada, punya banyak tanah dan sawah di desanya.

Naim ingin memiliki laptop sejak kelas 2 SMA. Nmaun permintaan Naim tersebu selalu diabaikan oleh ayahnya dan dijanjikan akan dibelikan jika sudah kelas 3 SMA. Namun gara-gara Naim membela ibunda, janji tersebut tidak ditepati."Saya bingung, saya gatau harus minta siapa," keluhnya kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa story telling 0-800-1-555-999, Kamis (05/11).

Permasalahan orangtua Naim sebenarnya terjadi sejak pertengahan tahun ini. Saat itu bersamaan dengan ujian kenaikan kelas, untung saja permasalahan keluarga itu tidak mehambatnya naik kelas.

Ketika itu ayah Naim menuduh ibunyaberselingkuh. Padahal tak punya bukti kuat atas tudingan tersebut. Setiap kali keluar rumah ibunya selalu kena marah dengan dugaan yang sama. Bagi Naim kegiatan ibunya di luar adalah wajar, sebab seperti ayahnya yang sebagai guru, ibunya juga seorang guru SD.

Setelah beberapa bulan permasalahan itu tidak kunjung reda, ayahnya mulai main tangan ke ibunya. Pipi-pipi ibunya memerah lebam akibat tamparan sang ayah. Meskipun diperlakukan demikian, ibunya tetap mengaku tidak sama sekali melakukan apa yang dituduhkan. Tetapi sikap sang ibu hanya membuat sang ayah semakin geram dan kasar.

Naim hanya yang tahu hal ini langsung menanyakan kepada sang ayah. "Jawabnya cuma ibumu ngga nurut," terangnya menceritakan sikap ayahnya.

Kecewa dengan sikap sang ayah kepada ibunya, Naim lantas lapor ke kedua kakaknya. Kakak laki-lakinya masih kuliah, sedangkan kakak ceweknya sudah bekerja. Lalu kedua kakaknya pulang kerumah dan sejalan dengan Naim, membela ibunya. Sang ayah rupanya memang keras kepala dan sama sekali tidak suka dibantah. Situasi ini membuat pecah pertengkaran hebat di keluarga.

Naim membawa ibunya pergi dari rumah, sementara kedua kakaknya adu mulut dengan sang ayah. Pertengkaran kakak Naim dan ayahnya berujung ke kekerasan. Kakak laki-laki Naim kena tampar bahkan diancam akan dibunuh. Ayah Naim juga membating kursi dan benda-benda lain di rumah.

Dalam kondisi seperti ini, tanpa diduga ibu Naim malah membela ayahnya. Kendati demikian hal tersebut tak mengubah keadaan. Setelah kedua kakak Naim kembali ke perantauan, pertengkaran antara ayah dan ibunya masih kerap terjadi. Naim bingung apalagi yang harus dibuatnya. Ia berharap kedua orangtua yang sudah berumur itu lekas rukun. Supaya kebutuhan dirinya kembali diperhatikan.

Cerita ini disampaikan melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags