1. Home
  2. »
  3. News
29 Juni 2015 14:39

Kemegahan Masjid Demak, tempat Wali Songo bermusyawarah adakan sekaten

Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam. Nur Romdlon

Brilio.net - Masjid Demak begitu melegenda. Bangunan tua tersebut menjadi saksi bisu perjuangan Raden Fatah dan para Wali Songo menyebarkan Islam di tanah Jawa. Masjid Agung Demak yang terletak di Alun-alun Demak ini berada pada jarak 22 km di sebelah timur laut Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam.

Karena didirikan oleh para penyebar ajaran Islam, berbagai hal yang ada di masjid ini pun sarat dengan filosofi. Dikutip brilio.net dari buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, Senin (29/6), bangunan Masjid Agung Demak mempunyai unsur kebudayaan Hindu Jawa yang bentuk bangunannya cenderung mirip dengan candi yang runcing ke atas dan bersususun tiga. Hal itu melambangkan Islam, iman, dan ihsan. Jumlah pintunya pun ada lima melambangkan Rukun Islam. Sedangkan jendela yang berjumlah enam menjadi simbolisasi Rukun Iman.

Babad Demak menuliskan bahwa masjid ini didirikan pada tahun 1399 Saka atau tahun 1477 M. Masjid yang didirikan oleh Wali Songo ini disangga oleh empat buah tiang (saka). Menurut cerita, saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, dan sebelah timur laut merupakan buatan Sunan Kalijaga. Yang menarik, saka buatan Sunan Kalijaga tidak terbuat dari kayu utuh, melainkan tersusun dari potongan balok kayu (tatal) yang dijadikan satu sehingga disebut saka tatal.

Masjid Agung Demak ini pernah mengalami perubahan status sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1466 sebagai surau sekaligus pesantren. Pada tahun 1477 masjid ini berfungsi sebagai masjid kademangan, dan pada tahun 1479 berfungsi sebagai masjid kasultanan.

Pada awalnya, masjid ini menjadi pusat kegiatan kerajaan Islam pertama di Jawa. Bangunan ini dijadikan para Wali Songo untuk bermusyawarah guna mengadakan upacara sekaten. Pada upacara tersebut, dibunyikanlah gamelan dan rebana di depan serambi sehingga masyarakat berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Para wali lalu mengadakan tabligh dan rakyat secara sukarela dituntun untuk mengucapkan dua kalimah syahadah.


BERITA TERKAIT YANG WAJIB KAMU BACA:

Begini ceritanya kenapa Raden Paku akhirnya bisa dipanggil Sunan Giri

Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

Mengenal peletak dasar-dasar kerajaan Islam pada era Wali Songo

'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam

Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya

Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel

Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah

Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab

Shalat minta hujan Sunan Gresik selamatkan gadis yang akan jadi tumbal

Ini penjelasan kenapa semua Wali Songo terletak di pesisir utara Jawa

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags