Brilio.net - Kenapa setiap Buang Air Besar (BAB) pasti diikuti dengan kencing? Tapi kenapa setiap kencing nggak diikuti dengan BAB? Barangkali kamu juga pernah kepikiran tentang pertanyaan tersebut.
Nah, gimana penjelasan tentang hal itu? Berikut penjelasan dokter Adams, dokter di North Shore University Hopsital di Manhasset, New York tentang BAB dan kencing yang brilio.net kutip dari poopreport.com.
Ada banyak otot yang terlibat dalam membantu proses buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Otot-otot tersebut memiliki fungsi ganda, menahan serta melepaskan air urin dan tinja keluar. Otot yang menahan tinja lebih kuat dan lebih besar dari otot-otot yang menahan urin.
Otot-otot utama yang berfungsi menahan tinja adalah sfingter anal internal dan eksternal. Sfingter internal merupakan organ yang secara otomatis akan rileks perlahan ketika tinja akan keluar hingga mengenai sfingter eksternal.
Inilah yang menyebabkan seseorang merasakan hasrat untuk BAB. Saat kamu sudah berhasrat untuk mengeluarkan tinja, maka secara otomatis ada respons yang membuat sfingter eksternal meregang.
Begitu juga dengan cara kerja sfingter uretra. Sfingter uretra internal yang digunakan untuk menahan kencing, sedangkan sfingter eksternal digunakan untuk melepaskan hasrat kencing.
Jadi mengapa kita sering kencing ketika BAB dan tidak untuk sebaliknya? Alasan utamanya karena otot-otot dasar panggung sangat berperan dalam BAB dan kencing.
Jadi ketika otot panggul rileks sehingga memudahkan keluarnya tinja, maka sfingter uretra yang menahan kencing juga rileks. Karena sfingter uretra rileks, maka otomatis air kencing akan keluar tanpa terhalangi.
Karena sfingter anal lebih kuat daripada sfingter uretra maka lebih mudah bagi kamu untuk mengontrol tinja daripada urin.