Brilio.net - Para ahli mengungkap bahwa serangga mengandung protein yang cukup tinggi. Bahkan manusia di zaman purba sudah memanfaatkan serangga sebagai sumber makanan.
Namun, bagi sebagian orang tak terpikirkan untuk membayangkan serangga ada di meja makan untuk disantap. Praktiknya di beberapa negara, mengonsumsi serangga atau disebut juga entomophagy adalah hal yang wajar.
Hal ini digunakan sebagai salah satu alternatif solusi untuk mengurangi populasi hama serangga tanpa menggunakan insektisida sehingga lebih aman. Ada juga yang beralasan bahwa serangga memiliki rasa yang lezat serta memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh.
Di Indonesia sendiri juga ada beberapa daerah yang menjadikan serangga sebagai kudapan sehari-hari. Antara lain Papua, Maluku dan sebagian wilayah Pulau Jawa.
Penasaran serangga apa saja yang ternyata bisa dijadikan konsumsi? Berikut ini beberapa serangga sebagai kudapan, seperti yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (15/9).
1. Kupu-kupu dan ngengat
BACA JUGA :
Kisah GO-JEK yang mengantar pesan 'putus', duh sakitnya tuh di sini!
Siapa yang menyangka kalau kupu-kupu dan ngengat ternyata merupakan suplemen yang sangat baik untuk anak-anak dan wanita hamil. Karena kaya protein dan zat besi, kedua serangga ini bermanfaat bagi yang sedang kekurangan nutrisi.
Di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, ulat (salah satu fase hidup kupu-kupu), sangat dicari untuk makanan dan bahan pembuat minuman keras khas Meksiko.
2. Walang sangit
Tak banyak yang tahu kalau walang sangit ternyata bisa dijadikan kudapan. Selain memiliki bau yang agak khas, ternyata walang sangit juga merupakan sumber yodium. Mereka juga dikenal memiliki sifat anestesi dan analgesik.
3. Semut merah
BACA JUGA :
Ini akibat menelan 35 pil kuat dalam satu jam
Ternyata, 100 gram semut merah memberikan sekitar 14 gram protein (lebih dari telur), sekitar 48 gram kalsium, serta kaya akan zat besi dan nutrisi lain. Semua itu mengandung kurang dari 100 kalori. Ditambah lagi, semut juga rendah karbohidrat. Jadi, tak perlu takut gemuk dengan makan semut.
4. Tarantula beracun
Mendengar binatang laba-laba akan membuat kita geli bahkan beberapa orang akan takut, apalagi jika laba-laba itu adalah jenis laba-laba beracun.
Di Kamboja, laba-laba beracun yang dikenal dengan nama Tarantula justru dijadikan makanan dan cemilan khas oleh masyarakatnya. Masyarakat setempat menyebutnya Ah Ping. Menurut pengakuan warga setempat, Tarantula memberikan banyak efek positif untuk kesehatan.
Kandungan zat dalam tubuh tarantula ternyata bisa memberikan gizi dalam tubuh yang memakannya. Jika kita mengonsumsi 3,5 ons tarantula, maka kita mendapatkan 13 mg zat besi dan sekitar 6,7 gram protein.
5. Larva cacing
Cacing merupakan sumber protein tinggi yang banyak dikonsumsi di Kroasia dan Venezuela. Jika digoreng, rasa cacing tanah seperti keripik kentang. Yang menarik adalah, jika akan memasak cacing tanah, kita harus membiarkannya lebih dulu agar mereka dehidrasi, karena tubuh mereka 90% terdiri dari air.
6. Hachinoko (Jepang)
Kudapan asal Jepang yang berbahan dasar larva dari lebah ini selain memberikan sensasi renyah juga diklaim mengandung 16,2 gram protein dalam 100 gramnya.
Konon Hachinoko goreng yang dicampur nasi dengan sedikit gula dan kecap ini menjadi panganan favorit Kaisar Hirohito.
7. Beondegi (Korea)
Beondegi adalah pupa atau ulat sutra yang dibumbui dan direbus dan disajikan sebagai cemilan. Bagi masyarakat Korea kudapan ini dijadikan sebagai sumber protein dan nutrisi tubuh selepas kerja.
8. Rayap
Di Afrika memakan rayap adalah salah satu cara untuk bertahan hidup. Rayap dikumpulkan pada awal musim hujan ketika sumber protein lainnya langka, rayap yang terbaik dimakan setelah dipanggang, atau digoreng.
9. Witchetty belatung
Larva ngengat atau kumbang kayu adalah makanan pokok dalam diet Aborigin di Australia. Belatung dipercaya tinggi protein dan dapat dimakan baik mentah atau dibakar atas bara.
10. Larva kumbang sagu/ ulat sagu
Di Indonesia sendiri juga ada sebagian masyarakat yang menjadikan serangga sebagai kudapan sehari-hari.
Penduduk Papua dan Maluku memanfaatkan larva kumbang sagu (famili Curculionidae) sebagai sumber pangan karena diyakini kaya nutrisi dan tinggi protein.
11. Belalang
Belalang goreng dikenal sebagai oleh-oleh khas Gunungkidul, Yogyakarta. Jenis yang dimanfaatkan untuk konsumsi biasanya belalang kayu. Camilan ini bertekstur renyah di luar dan sedikit alot di dalam. Belalang yang masih segar, kandungan proteinnya sekitar 20 persen, tetapi pada yang kering sekitar 40 persen.
Belum kulitnya yang juga mengandung zat kitosan seperti udang. Belalang juga dapat memenuhi 25 hingga 30 persen kebutuhan vitamin A. Selain kadar proteinnya tinggi, dalam belalang terkandung beragam jenis mineral seperti kalsium, magnesium, potassium, sodium, fosfor, zat besi, zinc, mangan dan tembaga.
Sedangkan kandungan vitaminnya beragam mulai dari vitamin A, B, B1, B2, B6, E dan C, asam folat hingga berbagai jenis asam lemak.
Jadi, bagaimana guys berminat untuk mencicipi?