1. Home
  2. »
  3. News
15 Oktober 2015 17:18

Kisah haru Ranti Aryani, mantan perwira AU AS berhijab dari Indonesia

Perjuangan Ranti sungguh berat. Kena diskriminasi hijab saat jadi perwira di AU AS dan akhirnya bisa bikin praktik dokter sendiri bersama suami. Fadila Adelin

Brilio.net - Anggota wanita dalam sebuah korps militer memang bukan jadi hal yang baru. Di Indonesia pun sudah banyak wanita Indonesia yang tercatat sebagai anggota militer. Tapi bagaimana jika menjadi satu-satunya anggota wanita berhijab di negara minoritas muslim? Tentunya sangat tidak mudah. Setidaknya begitulah yang dirasakan oleh Ranti Aryani (43), wanita Indonesia yang pernah menjadi perwira di United States Air Force (USAF) alias Angkatan Udara (AU)Amerika Serikat.

Wanita kelahiran Bogor tersebut bercerita bahwa dirinya bertemu dengan suaminya Richard G Bennet, seorang warga Amerika saat dirinya masih menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Profesor Dr Moestopo. Setelah lulus pada tahun 1997, dirinya pun menikah dan harus ikut sang suami ke Amerika. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat itu, memaksanya untuk berganti kewarganegaraan

"Itu salah satu keputusan terberat dalam hidup saya. Tapi bagaimana pun juga saya harus ikut dengan suami saya," ujar Ranti saat berbincang dengan brilio.net, Kamis (15/10).

Setelah pindah ke Amerika, dirinya pun melanjutkan studi New York University College of Dentistry pada tahun 2003. Untuk terus menimba ilmu sekaligus bekerja dengan melatih praktiknya sebagai dokter gigi, dia juga sempat bekerja sekaligus menimba ilmu di United States Air Force, Maxwell-Gunter Air Force Base, Montgomery, Alabama. "Itu seperti co-asst kalau di Indonesia," katanya lagi.

Untuk masuk ke program pascasarjana akademi militer sambil mempelajari berbagai kasus gigi yang dialami para prajurit, ternyata menurut Ranti tidak gampang. Sebagai salah satu akademi lanjutan terbaik negeri itu, dia harus melewati banyak birokrasi, wawancara, serta banyak persiapan fisik hingga akhirnya sampai dinyatakan lulus sebagai mahasiswa kedokteran gigi di akademi militer itu.

"Untuk masuk pun syaratnya harus memiliki GPA (Grade Point Average, semacam Indeks Prestasi Kumulatif) minimal 3,5 dari 4," kata wanita yang akhirnya berhasil meraih GPA 3,5 itu.

BACA JUGA :
5 Hal yang bisa kamu tiru dari Rizal, bocah SD penjual kue keliling


Hal itu semua tentu tidak dengan mudah dilalui oleh Ranti, walaupun bersuami orang asli Amerika namun dirinya sering mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan karena hijab yang digunakannya. Apalagi saat itu masyarakat Amerika belum pulih dari trauma 11 September 2001, ketika terjadi pengeboman World Trade Center (WTC).

Dirinya juga menceritakan betapa di negara adi kuasa yang mengagung-agungkan persamaan, masih mempersoalkan masalah hijab yang dia kenakan. Bahkan karenanya dia hampir saja ditendang keluar dari USAF. Dia juga seringkali diminta untuk menanggalkan jilbabnya. Namun keyakinan tersebut tetap dia pegang dan perjuangkan.

Perjuangan yang tidak mudah tersebut kemudian terbayarkan oleh hasil yang dia terima, dirinya berhasil diangkat menjadi perwira di Dental Corps USAF, masa tugasnya tersebut dia jalani selama 14 bulan lamanya. Walau begitu dia harus menelan pil pahit saat USAF memutuskan untuk memberhentikannya secara terhormat.

"Mungkin karir saya bukan di sana. Setelah keluar saya memutuskan untuk membuka klinik gigi di Philadelpia bersama suami," lanjut wanita yang pernah mendapat gelar American Top Dentist pada tahun 2011 lalu.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags