1. Home
  2. »
  3. News
12 Oktober 2015 15:06

Lely Sampoerno, guru SD yang jadi atlet menembak kaliber dunia

Awalnya Lely sangat terkejut mendengar letusan keras senapan. Nur Romdlon

Brilio.net - Cabang olahraga menembak di Indonesia memang tak sepopuler sepakbola maupun bulutangkis. Hanya sedikit orang yang tertarik dengan cabang olahraga ini. Prestasi cabang olahraga menembak saat ini pun masih terus dipacu. Tapi siapa sangka jika Indonesia pernah melahirkan atlet menembak yang sangat disegani dunia.

Adalah Lely Sampoerno, penembak putri pertama di Asia pada tahun 1960-an. Pernikahannya dengan Setyo Sampoerno, seorang letnan Angkatan Udara, secara kebetulan membawa Lely ke dunia olahraga menembak.

Dikutip brilio.net dari berbagai sumber, Senin (12/10), pemilik nama asli Lely Koentratih ini awalnya adalah guru Sekolah Dasar (SD). Dua tahun menjadi guru, Lely kemudian dipersunting oleh Setyo Sampoerno. Pernikahannya dengan Letnan Angkatan Udara membuat Lely aktif dalam kegiatan persatuan istri AURI, khususnya dalam bidang olahraga.

BACA JUGA :
Anak muda nggak minat ke museum, kalaupun berkunjung cuma buat selfie


Awalnya Lely sangat terkejut mendengar letusan keras, tapi keikutsertaanya dengan suami dalam aktivitas menembak membawa ketertarikan tersendiri bagi wanita kelahiran Sukabumi, 2 Desember 1935 ini. Ia kemudian rutin berlatih menembak dan terus mengasah bidikannya.

Kemenangannya dalam kejuaraan menembak antar angkatan (Angkatan Darat, Angkatan Udara, serta Kepolisian Indonesia) membawa Lely dikirimkan sebagai wakil Indonesia pada Asian Games 1962. Ia menjadi atlet tembak putri pertama pada ajang tersebut. Keikutsertaannya sempat diprotes negara lain, tapi ia tetap bisa bertanding melawan para atlet putra karena saat itu belum ada aturan pemisahan atlet putra dan putri.

Semakin lama prestasi Lely semakin moncer. Ia berhasil menjadi penembak putri terbaik di kejuaran Asia pada 1983. Kemenangannya di berbagai kompetisi menembak dunia akhirnya menempatkannya sebagai atlet menembak peringkat 12 dunia.

BACA JUGA :
Inikah maksud kesehatan yang ditunjukkan rambut atau bulu tubuh kamu?

Ada 12 medali emas dan tujuh medali perak yang ia raih selama keikutsertaan enam kali di PON tahun 1961-1985. Selain itu ia juga meraih delapan medali emas dan lima medali perak pada South East Asia Shooting Association (SEASA) tahun 1968-1983.

Pada Sea Games tahun 1977-1987 ia berhasil mengmpulkan 11 emas dan delapan perak, sedangkan pada Asian Games 1977-1986 ia membawa pulang dua emas, sembilan perak, dan dua perunggu. Lely juga berhasil mewakili Indonesia pada ajang Olimpiade 1984 di Los Angeles.

Prestasi segudangnya itu hingga kini belum terkalahkan di Indonesia. Ia menjadi legenda bagi dunia olahraga menembak Indonesia. Lely resmi mengundurkan diri sebagai atlet menembak pada 1989 setelah selama tiga dekade berkecimpung di dunia menembak.

Meski telah pensiun menjadi atlet, dunia Lely tetap tak bisa jauh dari senjata. Ia kemudian duduk sebagai Manajer Pembelian dan Penjualan PT Lokta Karya Perbakin, sebuah perusahaan yang bergerak di bisnis impor senjata api dan amunisi, serta spare part-nya dari Eropa dan Singapura.

Saat ini terdapat pistol, senapan laras panjang, lima buah medali dan piala menembak yang dihibahkan ke Museum Olahraga Nasional Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta untuk menjadi kenangan dan pelajaran bagi generasi muda.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags