1. Home
  2. »
  3. News
20 Mei 2015 07:59

Lestarikan tradisi luhur warisan nenek moyang, Sidik bikin rumah jamu

Di lahan seluas 10 hektare, ditanam 70 jenis tanaman obat yang mana keseluruhan bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan baku jamu. Ahada Ramadhana

Brilio.net - Di zaman modern yang umumnya mengandalkan kepraktisan, ternyata masih ada orang-orang yang memilih "ribet". Salah satunya adalah Sidik Raharjo yang melestarikan tradisi minum jamu tradisional dengan mendirikan rumah Jamu Godhog di Jalan Kaliurang Km. 21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta.

Jamu Godhog yang lahir pada 1999 merupakan produk dari CV Merapi Farma Herbal yang digawangi Sidik sejak 1997. Perusahaan penerima Penghargaan Presiden RI tahun 2013 sebagai Pusat Pelatihan Biofarmaka/Tanaman Obat Nasional ini memiliki tujuh divisi yang menangani pembibitan, pembudidayaan, perdagangan bahan obat, produksi jamu, penjualan, pelatihan, serta wisata, dan outbond. Jadi perusahaan milik pria asal Purworejo ini memproduksi sendiri tanaman obat sebagai bahan baku dari Jamu Godhog.


"Kita mau melestarikan tradisi luhung negeri, di mana jamu bisa dinikmati oleh siapa saja dengan harga yang terjangkau," aku pria yang berlatar belakang sebagai peneliti ini kepada brilio.net, Selasa (19/5). "Kita pingin ngejar berkahnya dari ngebantu orang-orang supaya bisa sembuh. Kita nggak terlalu menjadikan ini bisnis."

Sidik mengaku tidak ada jamu tertentu yang difavoritkan pelanggan. Pembelian jamu oleh konsumennya disesuaikan dengan musim dan kebutuhan. "Kalau pas peralihan musim biasanya jamu tolak angin, kalau bulan Rajab biasanya musim nikah jamu yang laris ada sendiri. Jadi larisnya berganti-ganti sesuai keadaan masyarakat," imbuhnya.

Di lahan seluas 10 hektare, ditanam 70 jenis tanaman obat yang mana keseluruhan bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan baku jamu seperti akar, batang, daun, kulit batang, serta buah. Sehingga jika dihitung-hitung, bahan untuk obat ini mencapai hampir ratusan jenis karena dari satu pohon bisa diambil lebih dari satu bagian.

"Outlet kita ada 300 dan sudah tersebar di 22 provinsi," aku Sidik. Untuk outlet di luar Yogyakarta hanya menjual jenis jamu umum yang berjumlah 27 macam, semisal jamu kunir asem, temu lawak, dan sebagainya karena pengolahan jamu masih terpusat di Yogyakarya. Namun apabila ada permintaan jamu khusus, seperti jamu untuk penderita asam urat, store, diabetes, dan lain-lain, bisa memesan terlebih di outlet pusat tersebut.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags