Brilio.net - Sebagai mahasiswa, ada satu kewajiban yang yang tercantum dalam tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Namun, bagi para mahasiswa ini ada satu tanggung jawab lagi yang ditekankan kampus tempat mereka belajar yaitu dakwah Islam.
Berawal dari aktivitas suatu organisasi keagamaan kampus bernama Korps Dakwah Universitas Islam Indonesia (Kodisia) yang melaksanakan penyebaran agama di desa-desa yang agak pelosok, lalu muncullah inisiatif untuk membentuk wadah tersendiri yang mandiri agar kegiatan 'mahasiswa hijrah ke desa' ini bisa terkelola dengan lebih baik.
Gerakan ini bernama Da'i Hijrah Mahasiswa (DHM) yang telah terbentuk sejak 2010 dan dinaungi langsung oleh pihak keagamaan universitas, yaitu Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI). Ketua saat ini, Ahmad Asadul Haqq menuturkan, DHMdibentuk untuk membekali generasi muda islam dengan pengetahuan dan wawasan keislaman serta membentuk karakter ketauhidan dalam diri.
Aktivitas dakwah di kampung ini dilaksanakan ketika bulan Ramadan tiba yang diikuti 40 mahasiswa. Asad menyebut, kini mereka sudah bermitra dengan 7 dusun di Desa Candibinangun, Pakem, Sleman.
Dulunya, DHM sempat merambah Wonosari dan Kulonprogo tapi karena terlalu jauh sehingga memakan waktu maka difokuskan di daerah yang dekat dengan kampus.
Ajaran yang diberikan selama 10 hari itu meliputi TPA, kultum pra tarawih, pelatihan sebagai takmir, serta mengisi pengajian ibu-ibu bagi yang putri. Makna da'i adalah pengajar/penyebar agama, sedangkan hijrah menjelaskan perpindahan mahasiswa dari kampus ke masyarakat di desa. Jadi DHM maknanya pengajar agama yang hijrah ke masyarakat desa untuk menyebarkan Islam.
"Kita bukan mengajukan diri datang ke desa bilang mau adakan pengajaran agama di sana tapi masyarakat di sana justru bilang kapan ke sini lagi," tutur mahasiswa asal DIY itu kepada brilio.net Kamis (18/6). "Pemuda di sana banyak, tapi punya dunianya sendiri, yang paham agama dan mau mengajari anak-anak sedikit," lanjut Asad.
Diakui ketua angkatan ketiga gerakan ini, tanggapan mahasiswa pun positif, terbukti dari ketika melakukan rekrutmen relawan pendaftar sering melebihi kuota sehingga beberapa pendaftar harus disisihkan.
Di luar Ramadhan, aktivitas DHM adalah mendampingi ekstrakulikuler Rohis beberapa sekolah yang masih membutuhkan arahan dengan memberi berbagai pelatihan yang waktunya kondisional.
BACA JUGA:
Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya
Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa
Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal
Puasa bukan halangan berolahraga, kamu bisa melakukannya begini
5 Spot ngabuburit asyik dan murah di Yogyakarta
Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat
Hindari minum teh saat sahur, ini alasannya
Ini kenapa bulan dalam kalender Jawa mirip dengan kalender Hijriyah