Brilio.net - Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Rifki Firdaus, Gilar Pandu Annanto, dan Bayu Siswo Wibowo, layak disebut sebagai mahasiswa yang peka terhadap keadaan lingkungan. Salah satu buktinya ialah alat buatan mereka bernama apkostrik. Alat tersebut dibuat agar bisa mempersingkat waktu penjemuran kerupuk bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Rifki mengatakan ide pembuatan alat tersebut karena melihat para perajin kerupuk yang membutuhkan waktu lama untuk menjemur kerupuk agar bisa dijual. "Kalau dijemur biasa bisa sampai dua hari, tapi dengan alat ini cukup membutuhkan waktu 2 jam," terang Rifki saat dihubungi brilio.net, Sabtu (25/3).
Rifki menjelaskan, apkostrik ini berbentuk seperti boks dengan tiga lapisan, yakni aluminium, kayu sengon, dan kaca. Alat ini juga didesain tertutup agar suhu di dalam kotak tetap stabil serta menjaga kerupuk supaya tidak terkena debu.
Mahasiswa asal Indramayu tersebut mengaku bahwa yang membuat proses pengeringan kerupuk lebih cepat adalah suhu yang berbeda. Dengan alat apkostrik itu, suhu panas bisa meningkat 20-30 derajat lebih tinggi dari suhu lingkungan.
Alat berkapasitas 1,5-2 kg tersebut sengaja didesain memanfaatkan sinar matahari sehingga tidak menambah beban produksi karena listrik. Apkostrik pun sangat membantu para prajin kerupuk ketika musim penghujan tiba karena singkatnya waktu menjemur. Kehebatan apkostrik pun sudah terbukti karena telah pendapatkan medali emas pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 27 di Semarang beberapa waktu lalu.