Brilio.net - Bajunya lusuh. Tampangnya kelihatan capek sekali. Begitulah kondisi Andi Sudirman, seorang bapak yang terpaksa menggendong kedua anaknya untuk mencari sang istri yang meninggalkannya. Kisah inilah yang diutarakan seorang netizen Dian Riski Rosmayanti di akun Facebooknya.
Awal pertemuan Dian dengan Andi terjadi di Stasiun Palmerah saat dia hendak pulang. Saat itu, tatapannya tertuju pada Andi yang menggendong kedua anaknya. Satu di belakang, sementara satunya di depan. Tadinya aku hendak mengingatkannya untuk tidak menggendong anak lelakinya di belakang seperti itu. Lehernya peletat-peletot karena guncangan, dan gendongan itu tak sanggup menopang kepalanya. Saya takut lehernya patah. Langkah saya memelan, tertarik mendekatinya, kisah Dian.
Namun, seorang ibu berkerudung hijau mengagetkan Dian. Si ibu terlebih dulu mendekati Andi dan menanyainya. Tapi Dian tak menyurutkan langkahnya dan tetap mendekat sekaligus ingin mendengar jawaban Andi. Jawabannya sangat menyedihkan dan membuat Dian tertegun.
Saya dari Palembang. Istri saya ninggalin kedua anak saya ini. Dia kabur nggak tau ke mana. Saya nggak punya tempat tinggal. Nggak ada saudara. Saya baru dari dinas sosial, tapi nggak diberi solusi. Saya cuma mau pulang ke Sulawesi, tapi nggak bisa beli tiket. Tiketnya Rp 425 ribu. Anak juga bayar. Saya ke TVRI juga, tapi disuruh ke tali kasih. Saya bilang, anak saya nggak sakit, saya cuma mau pulang, tutur Andi.
BACA JUGA: Bakti anak! Gendong ibu yang stroke mencari ayahnya yang hilang
Tak lama kemudian, kereta api menuju Stasiun Tanah Abang tiba. Dian pun membuntuti Andi. Di dalam kereta, seorang lelaki muda memberi Andi tempat duduk. Si ibu berkerudung hijau tadi juga diberi tempat dan duduk persis di sebelah Andi.
Dalam perjalanan itulah Andi terus bercerita perihal nasibnya. Dari hidung anak perempuan Andi yang digendong di depan mengeluarkan ingus. Melihat itu, seorang ibu menawarkan tisu kering. Ada juga yang menawarkan tisu basah.
Ternyata, Dian tak sendiri. Banyak ibu-ibu yang sedari tadi membuntuti Andi. Tak disangka, seorang ibu menyodorkan uang Rp 150 ribu kepada Andi. Ibu yang lain juga memberi pecahan Rp 100 ribu. Melihat itu, Dian juga tergerak memberikan uang meski tak seberapa.
BACA JUGA: Eko bocah kelas 2 SD nafkahi ibu dan adiknya dengan berjualan kerupuk
Pak Andi selalu menatap sang pemberi dan menganggukkan kepala tanda berterima kasih. Orang-orang di sekitar memberinya arah. Saya pun kehilangan bapak dan kedua orang balitanya di peron 2 stasiun Tanah Abang, Sebelum keluar kereta tadi, saya mendoakannya.
"Pak, insya Allah bapak sampai rumah segera. Yakin, insya Allah. Ia membalasnya dengan anggukkan. Yakin Allab tak akan membiarkan bapak dan kedua malaikat bapak ini kelaparan. Insya Allah, kisah Dian.
Dari percakapan di kereta tadi, Andi hendak pulang ke Sulawesi menggunakan kapal laut. Karena itu dia menuju Tanjung Priok.