1. Home
  2. »
  3. News
18 Desember 2015 00:21

Meski dijual ke mucikari, Nita tetap urusi kakaknya di penjara

Nita memang menyimpan amarah yang besar pada kakaknya, namun rasa sayang pada kakaknya lebih besar dari amarahnya. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Hubungan persaudaraan lebih erat dari apapun, itulah mengapa darah lebih kental dari air. Begitulah sebuah pepatah China mengumpamakan hubungan persaudaraan. Makna persaudaraan baru saja dibuktikan oleh Nita (29). Sebenci apapun dia pada perlakuan kakaknya, semua rasa benci itu hilang seketika saat menyaksikan kakaknya menderita seorang diri. Atas nama persaudaraan, Nita mengkesampingkan segala egonya.

"Sampai hari ini sebenarnya rasa sakit hati terhadap kakak saya yang rela menjual saya ke mucikari masih ada," cerita Nita kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa 0-800-1-555-999, Kamis(17/12).

Kisah lima tahun silam memang memberikan luka bagi Nita. Dia yang dulunya hidup bahagia di desa bersama ibunya kemudian dijual ke mucikari oleh kakaknya sendiri dan dipaksa menjadi pelacur. Butuh waktu lama untuk Nita terlepas dari cengkraman mucikari. Rasa marah, benci dan ingin balas dendam sempat terpikirkan oleh Nita kepada kakaknya.

Dia tidak mengira kakak kandungnya tega menjerumuskannya menjadi pelacur. Setelah berhasil keluar dari dunia malam, Nita pun kembali ke Palangkaraya untuk mencari kakaknya. Ada banyak pertanyaan di benak wanita ini dan harus dia tanyakan kepada kakaknya. Sesampainya di rumah kakaknya, dia menemukan kabar bahwa kakaknya telah di penjara karena terlibat kasus perdagangan manusia.

Setelah mengetahui kakaknya dipenjara, tanpa pikir panjang Nita memang lekas menemui kakaknya di penjara. Maksud awal datang untuk melampiaskan amarah pada kakaknya, dia malah menangis karena melihat kondisi kakaknya yang sangat memprihatinkan."Saya awalnya berpikir memang kakak saya pantas mendapatkan imbalan itu dan saya semakin membencinya, tetapi sesampainya di rutan dan melihat kondisinya yang kurus dan tidak terawat, saya menjadi tidak tega, saya malah menangis memeluknya, biar bagaimanapun dia tetap kakak saya," lanjut wanita kelahiran Ngawi ini.

Tidak cuma dipenjara, rumah tangga kakaknya juga hancur berantakan. Pertemuan adik kakak itu berlangsung haru. Nita memang menyimpan amarah yang besar pada kakaknya, namun rasa sayang pada kakaknya lebih besar dari amarahnya. Saban hari Nita rutin menengok kakaknya di tahanan dan menemani kakaknya di setiap persidangan.

Nita trenyuh dan merasa iba ketika mendapat cerita dari penjaga lapas bahwa tidak pernah ada yang menjenguk kakaknya selama dua tahun. "Sampai saya datang untuk pertama kalinya," pungkas Nita.

Cerita ini disampaikan oleh Nita melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags