Brilio.net - Dear sobat Brilio dan siapapun pembaca obituari ini,
Kemarin, Jumat (19/11) sungguh adalah hari dengan rasa duka paling mendalam yang kami, Brilio.net, rasakan sepanjang usia. Salah satu reporter yang sudah bergabung bersama kami sejak awal berdiri, Joshua Riwu Kaho, berpulang pada usia yang sangat muda, 26 tahun karena sakit.
Joshua adalah sahabat kami, rekan yang paling kami kasihi. Dia datang dan bersama-sama kami membangun mimpi menciptakan wadah bacaan online yang disukai anak-anak muda. Datang dari keluarga intelektual, dia anak muda yang sangat cerdas dan brilio. Dia datang dengan segala ide kreatif, totalitas, dan loyalitas yang luar biasa.
Ya, Joshua memang luar biasa. Banyak cerita yang menunjukkan betapa Joshua selalu total dengan pekerjaannya. Tak henti-hentinya kami selalu mengingatkan Joshua untuk sekadar rehat dari kesibukannya menulis. Setelah istirahat sebentar, Joshua akan kembali tekun dengan pekerjaannya.
Memang tulis menulis adalah dunianya. Selain jejak karya-karyanya di Brilio.net, Joshua sudah menerbitkan tiga novel yang mendapat pengakuan dari para pembacanya. Novel-novelnya masuk kategori best seller.
Kami semua bersedih ketika pengabdiannya terhadap menulis harus terhenti karena pneumonia yang dia derita. Beberapa hari lalu sebelum dipanggil Sang Khalik, dia mengirim pesan kepada kami. Saya sangat mencintai pekerjaan saya di Brilio, tulisnya. Ya, pesan yang akan dan selalu menancap kuat dalam memori kami.
Beberapa jam sebelum dipanggil Yang Maha Kuasa, dia juga mengirim pesan kepada kami menunjukkan betapa dia sedang takut. Penyesalan yang mendalam, kami tak ada di sampingmu saat panggilan itu datang.
Selamat jalan Josh. Terima kasih atas warisan positif sudah kamu tinggalkan kepada kami. Maafkan kalau kami pernah ada salah. Bahagialah di dalam pelukan Tuhan.
Hanya ini yang bisa kami, semua sahabatmu di Brilio.net, sampaikan kepada pembaca tentang dirimu Josh:
Nafilah
Bahwa kabar kematian memang selalu mengejutkan. Saya memang belum mengenal Josh dengan baik. Saya belum sempat bertatap muka dengannya. Tapi sore ini, ketika kabar kematian itu datang ke kantor. Saya terkejut, ikut bersedih, dan menangis. Josh adalah penulis yang hebat, setidaknya saya tahu itu dari teman-teman di kantor. Saya belum sempat belajar banyak dengannya. Kita semua tahu, nafas terakhir itu akan datang pada siapapun tapi semangat yang pernah mereka miliki pasti akan terus hidup. Selamat jalan Josh, sampai berjumpa suatu saat di sana.
Aprilia Nurrohmah
Halo Kak Josh, sekarang kamu sudah sembuh, nggak ngerasa sakit lagi kan? Semangatmu bekerja memang layak ditiru, kamu orang yang kerja keras dan dedikasi tinggi untuk pekerjaan. Sekali lagi, selamat jalan Joshua. Tenang disana ya Kak,tempat terbaik buat kamu disisi-Nya.
Titis Widyatmoko
Josh, aku selalu ingat semangatmu yang luar biasa. Kamu ingat saat-saat kita pertama mendaki gunung. Di antara belasan tim kita, kamu pasti ingat kita berdua ada di barisan paling belakang. Datanglah malam saat briefing kita mau ke puncak. Dengan kesadaran batas, aku menyatakan mundur. Aku lihat kamu. Aku melihat betapa semangatmu luar biasa untuk bisa menaklukkan puncak. Dan kamu memilih untuk terus ke puncak.
Kamu hebat Josh. Aku salut. Kamu banyak memberi contoh yang baik bagi kami. Doa kami, tempat terbaik untukmu di sisi Tuhan.
Nanda Aria Putra
Saya tidak pernah mengenal Joshua. Jangankan mengenal, melihat wajahnya saja belum pernah. Joshua saya kenal hanya dari perbincangan beberapa teman sekantor, yang saya curi dengar. Misalnya perbincangan soal kondisi terbaru Joshua yang sedang sakit. Dari situ saya tahu, Joshua sedang sakit. Namun, saya tak bertanya lebih jauh soal sakitnya.
Hari ini, ketika berita duka itu datang, saya hanya bisa diam, melihat wajah haru kawan-kawan. Jelas saya tak seharu mereka, tapi berita duka tetaplah berita duka, ia mengandung kesedihan. Dan dari respons yang diberikan kawan-kawan itu pula lah saya bisa berprasangka. Joshua pastilah orang baik, yang dicintai teman-temannya. Atas perkenalan kita yang tak sempat. Saya ucapkan selamat jalan.
Erina Wardoyo
Joshua..
Kamu teman terbaik yang selalu ngasih aku semangat untuk bisa menulis lebih baik lagi
Maaf ya aku cuma bisa nemenin sebentar di hari-hari terakhirmu
Maaf juga kesalahan yang pernah aku buat ke kamu selama kita kenal
Selamat jalan, semoga kamu tenang di sisi-Nya..
Nur Romdlon
Saya kenal Joshua Riwu Kaho sejak Februari 2015 lalu. Saat training, dia bisa dikatakan cukup menyita perhatian dengan tulisannya. Bahkan saat itu, trainer mengatakan jika tulisan Josh itu anak muda banget dan harus ditiru oleh teman-teman lainnya. Selama sekitar 9 bulan di Brilio, Josh punya andil besar. Tulisannya selalu saja meledak. Lewat gaya tulisannya yang seperti bertutur dengan pembaca, Josh memberitakan sesuatu tanpa mendikte. Satu yang saya ingat, saat menulis berita Josh selalu bergumam. Ia mengucapkan apa yang ia tulis.
Josh tipikal orang yang cerewet, entah itu saat jam kerja ataupun saat nongkrong makan bareng dengan sesama reporter. Kami para reporter Brilio pasti akan selalu mengenang dan kangen dengan kecerewetannya.
Selamat jalan, Josh!
Fadila Adelin
Josh, aku kenal kamu sejak awal kita masuk Brilio. Aku masih inget banget gimana kamu waktu baru awal-awal masuk aja udah bikin berita banyak banget. Jujur ya, temen-temen pada minder lho sama produktivitasmu yang hebat banget. Berbulan-bulan duduk sebelahan sama kamu, cukup bikin kita deket. Gosipin orang bareng, curhat macem-macem, termasuk kamu yang pernah nasehatin aku pas aku curhat masalah cinta. Aku cuma nyesel Josh, belum sempat jenguk kamu sebelum kamu pergi ninggalin kita semua. Makasih ya atas persahabatan kita selama ini. Maafin juga kalau selama ini aku banyak salah ya. Semoga kamu tenang di sana, aku tahu kamu udah tenang....
Angga Roni Priambodho
Jumat (20/11) saya dapat jatah masuk sore. Setiba dikantor sekira pukul 15.30 WIB, saya kaget karena kondisi kantor sepi, hanya ada 2 orang, Nanda dan Romdlon. Saya kira anak-anak sedang makan bersama Joe. Saya terkejut ketika mendapat kabar dari Nanda yang mengabarkan berita duka berpulangnya Joshua Riwu Kaho. Saya adalah penggemar tulisan Josh. Gaya bahasanya sangat anak muda dan khas banget (mungkin Mas Agib setuju, karena saya juga pernah dengar dari dia). Ide-ide dia brilian, terutama bila tentang artis-artis dan instagram (yang saya ingat tentang Ezra William). Dia juga sangat produktif dalam menulis artikel. Selamat jalan, Kawan. Istirahat dengan tenang disana.
Agustin Wahyuningsih
Dear, Joshua
Pertama kenal langsung bisa nebak kamu cerdas. Kali kedua berinteraksi, ternyata kamu novelis dan bikin terpacu buat jadi novelis juga. Janji, aku bakal beli kalau #LoveWin milikmu sudah terbit! Kita berbagi rahasia tentang 'jabang bayi' novelmu itu pada suatu magrib di warung bebakaran deket kantor :').
Semakin ke sini, yang paling aku ingat adalah pesanmu ke aku tentang rasa suka lintas keyakinan. Kamu menegaskan untuk nggak ambil risiko tersebut. "Kalau dia/ kamu bisa ninggalin Tuhan, bukan nggak mungkin dia/ kamu melakukan hal yang sama ke satu sama lain," katamu.
Dan, momen yang paling gokil tapi kita sama-sama keder adalah kita pegangan tangan, saling menguatkan, pas naik bianglala bareng Ines Faradina di Sindupark, Jogja. Sambil pegang tanganku, kamu merem ketakutan, dan (masih bisa-bisanya) sewot sama aku, "Nggak usah bergaya deh, Tin, pakai selfie-selfie segala!"
Josh, terima kasih untuk pesanmu, kebaikanmu, nyinyir bareng-barengnya, sesi marahan, dan... sekarang nggak ada kawan dan saudara yang bisa kuajakin nyinyir atau gosip seheboh kamu. Agendaku setelah ini memiliki semua novel-novelmu. Sori, baru kamu pergi aku tergerak. Tapi, mau apa lagi? Tulisanmu adalah kamu yang abadi, yang bisa menemani kami semua.
Selamat jalan, Josh...
Kami nggak lupa bahagia supaya kamu juga bahagia di sana :')
Fifin Sholicha
Dear Joshua...
Sungguh kita tak ingin berita duka ini terdengar ke telinga kita.. tapi takdir berkata lain.. Tuhan telah memanggilmu... kami sangat terpukul. Kami semua sedih kehilangan kamu, sosok yang penuh semangat dalam mengerjakan segala hal, sosok yang selalu penuh dengan ide-ide brilian!
Joshua, kami hanya bisa mengungkapkan rasa kehilangan kami dan mendoakan yang terbaik untuk kamu. Selamat jalan... kamu udah tenang disana... dan kami tahu kamu sosok kamu sudah tak bisa menemani kami lagi. Tapi josh.. biarlah kami tetap simpan segala memori dan momen indah bersama kamu..
Joshua...terimakasih telah hadir bersama kami di sini.. kami semua menyayangimu..
Ahada Ramadhana
Joshua orang yang workaholik produktif. Dia juga hits maker, artikel-artikelnya menyumbang banyak jumlah kunjungan. Sehari sebelum kepulangannya, sewaktu kami jenguk, dengan napas tersengalnya, dia masih sempat menanyakan kepada saya,"Kamu nggak lagi sibuk po?" Ternyata itu percakapan terakhir kami. Semoga segala kebaikannya mendapat balasan dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya.
Fima Herdwiyanti
Tak banyak yang aku tahu tentangmu. Karena aku belum lama mengenalmu dan belum sempat mengenalmu lebih dekat. Tanpa tahu, kamu pergi mendahului kami secepat ini.
Yang aku tahu, kamu adalah pekerja keras yang mampu menghasilkan banyak karya.
Selamat jalan kawan, semoga kamu bahagia disana. Karyamu akan tetap ada untuk pengenang. Bahwa kamu adalah sosok yang hebat.
Tunggul Kumoro
Teruntuk Joshua Riwu Kaho yang telah berpulang,
Kami jelas merasa kehilangan sosoknya baik sbg sahabat maupun rekan kerja, namun untuk diingat bahwa kami ada untuk mengenang segala kenangan bersamanya.
Sekali lagi, kami ada untuk meneruskan apa yang telah kita mulai bersamanya, untuk keluarga, teman dan dunia ini..
Selamat jalan dan terima kasih bang Joshua, semoga kau diberi tempat terbaik di sisiNya. Amin..
Death leaves a heartache no one can heal, love leaves a memory no one can steal.
Chin up & bamratatata..!!!
Zufar Fauzi
Awal melihat Joshua sudah terkesan bahwa dia adalah seorang yang profesional. Terbukti, setelah beberapa bulan melihat apa yang ditulis Joshua selalu membuat saya merasa perlu belajar banyak dari dirinya. Selalin tulisannya yang bagus dan brilio, pribadinya adalah seorang yang baik. Semoga kepergian Joshua mendapatkan tempat yang damai di sisi Tuhan. Amin.
Agib Tanjung
"Mas, aku boleh nulis soal ini nggak?"
"Mas, si itu lagi rame lho di medsos. Aku tulis soal ini ya angle-nya."
"Mas, coba lihat Instagram deh. Aku abis update baru lho soal BRILIO. Followersnya nambah dong."
"Mas, beritaku kamu yang edit aja ya."
Duh, Josh...
Beberapa kalimat itu hampir sering kamu ucapin ke aku tiap hari. Sebenernya hampir bosen aku dengernya. Tapi aku mulai sadar banget, sekarang dan mulai besok aku udah nggak akan pernah denger kalimat-kalimat khasmu itu lagi tiap hari. Kamu pergi terlalu cepat.
Awal mula kamu masuk ke brilio, aku sebenernya underestimated sama kamu. Kamu orangnya kelihatan nggak pinter dan terlalu pendiam dibandingkan anak-anak lainnya.
Tapi ternyata kamu buktiin kamu yang paling beda sama anak-anak lainnya. Kamu jenius, kamu yang paling cepet tanggap soal konten Lifestyle. Bahkan sampai detik ini kamu masih jadi reporter brilio yang paling banyak bikin berita tiap hari. Anak-anak lain nggak ada yang bisa nyaingin kuantitas dan kualitas konten orisinilmu. Aku yang jamin!
Maafin aku ya Josh. Aku nggak sempat nengokin kamu ke rumah, atau pun ke rumah sakit sampai kamu 'pulang' duluan. Aku nyesel juga. Kamu hebat, udah bikin semua sekantor jadi sadar kalau 'urip ki ming mampir ngombe'. Dimaafin ya Josh.
Tapi yang harus kamu tahu, aku selalu percaya, orang yang 'disuruh pulang cepet' sama Gusti Allah berarti emang orang baik. Kamu tandanya disayang sama Allah.
Oh iya, kamu juga hebat, kamu sukses bikin Mas Titis nangis juga. Kamu pokoknya harus inget semua sekantor selalu sayang dan bakal kangen banget sama kamu. Kamu tuh nggak akan pernah tergantikan Josh.
Semoga kamu dapet tempat terbaik dari Gusti Allah. Yang tenang di sana. Nggak usah mikir konten lagi ya. Semoga kamu pun tetep bisa ngakses brilio dari sana. Dan ngeluarin senyum kecut khasmu ke anak-anak kalau kontennya jelek dan typo!
Oh iya satu lagi, aku bangga sekaligus lega. Kamu ternyata meninggal dengan wajah tersenyum dan ganteng bersih bersinar. Semoga kamu pun bahagia selalu di rumah barumu.
Sampai jumpa lagi di kehidupan lainnya Joshua Riwu Kaho :')
Annisa Endriyati Utami
Hai Josh,
Puji Tuhan kamu bisa tersenyum sekarang. Josh kamu pasti bahagia disana, kembali kedalam pangkuan Bapa yang paling mengasihimu. Tak akan ada lagi rasa sakit yang kamu rasakan. Kasihnya sungguh besar kepadamu.
Josh, Kamu HEBAT! Dan orang yang sangat membanggakan, mempunyai loyalitas yang tinggi banyak orang salut atas kerja keras yang telah kamu buat. kamu sosok yang punya kemauan keras. Masih jelas dalam ingatan waktu saya brieffing di Pos 2 Merbabu. Disitu terlihat kamu orang yang tak akan menyerah sebelum mencoba.
Sekarang kamu tak perlu susah mengabariku untuk sekedar absen ke kantor. Tapi karya-karyamu akan selalu menginspirasi. Catatan-catatanmu akan selalu hidup. Terima kasih untuk semua. Dan semoga damai di surga. Amin
Fadila Armadita
Ah anak ini ada saja idenya. Entah dapat dari mana, tapi ide-ide segarnya membuat saya kagum padanya. Sore itu saya baru saja menyeduh kopi, belum sempat say minum kabar kepergiannya tiba. Padahal rencananya sore itu saya dan beberapa kawan akan menjenguknya. Rupanya dia sudah lebih dulu pergi. Selamat jalan Josh!
Fefy Dwi Haryanto
Selamat jalan Josh...
Sekalipun perpisahan adalah sesuatu yang pasti dan sudah disadari cepat atau lambat bakal terjadi, tetap saja ini adalah bagian tersulit untuk dihadapi dari pertemuan dan kebersamaan yang penuh kesan. Tak terkecuali denganmu, Joshua Riwu Kaho.
Ada banyak inspirasi yang bisa kuambil dari kamu; semangatmu, tanggung jawabmu, daya juangmu (aku nggak pernah dengar kamu ngeluh), keterampilanmu (tulisanmu sangat khas), ketenanganmu, dan totalitasmu yang semua itu adalah ekspresi dari kecintaanmu pada profesi ini.
Setiap kita berjalan pulang menuju rumah abadi. Dan kamu berjalan mendahului kami. Kamu menjadi salah satu inspirasi untuk bekal melanjutkan perjalanan. Terima kasih atas dedikasi yang kamu berikan.
Selamat jalan Josh.
Andi Rosita Dewi
Kak Josh,lo jahat gak nunggu gue jengukin, katanya kita saudara? Kok pergi cepat banget sih kak, rencana bikin mama chesse cake kita gimana kak? Nanti yang masakin kue siapa? Trus janji liburan kita gimana? Tiket ke Bandung udah sempat dibooking loh, Josh.
Tapi sekarang gue yakin lo gak takut lagi kan kak? Malam ini dan malam seterusnya udah gak ada lagi loh yang WA gue kalau lagi ketakutan. Gue yakin lo di surga gak sendiri dan gak ketakutan lagi. Maafin gue yang gak punya waktu banyak untuk balas WAmu.
Thanks selama ini udah jadi saudara gue yang selalu ingetin typo gue, yang selalu bilang gue kudu semangat kuliah thanks banget ya. Hehehe dan permintaan lo mau dipanggil mas maaf ya gue gak mau manggil lo mas :p
Eh btw kak lo hari ini ganteng deh pake batik, tapi gue sedih ini pertama kali dan terakhir kalinya gue liat lo pake batin :(
Oiya, lo dapet kecup salam membabi buta dari Ezra Wiliam :*
Karina Ayu Pradita
Saya mungkin tidak begitu mengenal Joshua karena kami belum pernah berkenalan secara semestinya. Saya bertemu beliau pertama kali sehari sebelum beliau meninggalkan kita semua.
Hari itu, di tengah sulitnya beliau bernapas karena harus dibantu dengan tabung oksigen, beliau masih tetap menyapa kami dengan dua bola matanya yang saya tahu berbinar. Detik itu, saya tahu bahwa beliau adalah seorang pribadi yang ramah dan ceria.
Selamat jalan, Mas Joshua. Tempat yang sangat tenang telah menanti di sana.
Irwan Khoiruddin
Joshua merupakan kawan yang baik, pendiam dan memberikan tauladan yang baik bagi kawan-kawannya. Ia pribadi yang mencintai pekerjaannya, menunjukkan keseriusaannya dalam bekerja serta selalu menunjukkan karya-karya tulisan maupun ide yang luar biasa.
Kini Joshua telah berpulang ke sisi Tuhan yang maha kuasa. Semoga karya karya bukunnya yang luar biasa, menjadi pahala yang terus mengalir tiada habisnya.
Selamat jalan Josh. Semoga engkau bahagia di alam sana.
Andry Trysandy Mahany
Aku nggak begitu mengenal sosok Joshua. Di lingkungan kantor pun belum sempat bertemu. Pertemuan singkat kami hanya terjadi di salah satu ruangan rumah sakit Bethesda. Dengan suaranya kak Josh yang terengah-engah, kita saling sapa. Dan itu menjadi pertemuan terakhirku dengan kak Josh. Selamat jalan kak Josh. Semoga Tuhan memberikan tempat yang terbaik buat kamu. Tulisan-tulisan yang kamu tinggal di mejamu, akan menjadi inspirasi buat aku.
Tony Febryanto
Dear Joshua,
Rasanya nggak percaya mendengar kabar kalo kamu udah pergi untuk selama-lamanya kawan. Tepat malam sebelum mendengar kabar duka tentangmu, aku bersama teman2 brilio menyempatkan diri untuk menjengukmu.
Kami sadar jika kedatangan kami sangatlah telat. Bahkan sampai2 kamu harus meminta kami untuk sekadar menyempatkan waktu luang untukmu. Maafkan kami yg sangat egois ini, kawan..
Melihat keadaanmu tergolek lemas di atas ranjang, kami nggak tega untuk mengajakmu berbicara. Harapan kami cuma satu: semoga lekas sembuh. Itu saja.
Tapi garis Tuhan berkata lain. Rasa sakit yg kamu alami selama berhari-hari telah diangkat olehNya. Kamu kini nggak perlu lagi minum obat, Josh..
Sebagai seorang sahabat, rekan kerja, dan keluarga, aku sangat terpukul dg kepergianmu. Aku ingat masa-masa kita dulu awal bekerja di Brilio. Tulisanmu aku akui beda dari kami. Tulisanmu luar biasa keren dan menurutku, ciri khas Brilio banyak dipengaruhi oleh gaya menulismu.
Aku juga masih ingat ketika kamu ditugasi untuk mengurus akun instagram Brilio. Berkat dedikasimu yang tak kenal lelah, follower IG kita meningkat drastis. Ahhh sungguh luar biasa mengingat masa2 itu..
Rasanya, waktu 9 bulan berlalu begitu cepat. Kini kamu tenang berada di sisiNya. Aku hanya bisa mengenang dirimu lewat tulisan2mu di Brilio. Selamat tinggal kawan, kenangan indah bersamamu akan selalu kami ingat..
#RIP My dearest friend Joshua Riwu Kaho
Sabar Artiyono
Ismarlina Mokodompit
Ya, aku merasa kehilangan. Bukan karena Josh saudara sekandung atau kerabat dekat. Bukan. Tapi karena dialah, tanpa disadarinya, mengajarkan aku tentang banyak hal. Mulai dari hal-hal sederhana yang selalu kita tertawakan dari pojok tempat kita duduk bersebelahan. Ide-ide tulisan yang selalu ia tanyakan padaku sebelum rapat listing pukul lima petang. Dan, perhatian yang selalu ia berikan dengan cara yang unik. Josh, menjadi teman yang sangat baik, gigih dalam bekerja, dan pendengar yang menyenangkan. Selamat jalan, Josh.
Sugeng Wahyudi
Kami kehilangan sosok penuh talenta
Brilio.net memang diisi anak-anak muda penuh bakat. Bertalenta dengan ide-ide luar biasa. Salah satunya Joshua. Anak muda kurus, kecil, tapi punya ide-ide besar.
Sejak awal bergabung Josh, biasa kami memanggil, terlihat menonjol. Salah satu bukti ialah produktivitasnya yang melebihi teman lain. Dalam sehari Josh bisa menyumbang rata-rata tujuh artikel untuk konten brilio.
Bukan cuma sekadar konten. Apa yang ditulisnya selalu memberikan dampak positif bagi brilio. Tulisannya inspiring, nakal, liar, out of the box, namun menarik untuk dibaca.
Gaya penulisan yang disajikan, renyah, mengalir, dengan pemilihan diksi khas anak muda, membuat artikel-artikel yang ditulis Josh enak dibaca. Anwar Khumaini, redaktur pelaksana Merdeka, dalam satu kesempatan berujar kepada saya, bahwa salah satu artikel yang kerap dibacanya adalah tulisan-tulisan Josh.
Luar biasanya, anak muda yang juga sudah menelurkan sejumlah novel ini, tak pernah kering ide. Setiap sore, saat rapat redaksi, ide-ide tulisan Josh mengalir kencang. Dan senantiasa ada sesuatu yang baru yang disampaikan.
Selain menulis Josh juga memiliki keahlian desain, sesuai dengan latar belakang pendidikannya. "Itu Warung Steak salah satunya adalah hasil desainku lho Mas," pamernya kepada saya suatu ketika.
Kepada saya, dia juga sempat bercerita tentang keberhasilannya di tempat kerja terdahulu. Diberikan tugas promo via Twitter, Josh menunaikan tugasnya dengan baik. Sedikit sombong Josh mengatakan, follower Twitter tempat kerjanya dengan singkat bertambah ribuan dari awal yang hanya ratusan.
Itulah Joshua. Anak muda yang sangat mencintai dunianya. Dunia menulis. Dunia, yang sayangnya, harus ditinggalkannya dengan cepat.
Sore itu, Kamis (19/8), anak muda berbakat ini masih sempat tersenyum kepada kami yang menjenguknya. Sudah hampir seminggu dia dirawat karena sakitnya. Napasnya berat. Tapi kepada kami, dia masih bisa berbicara satu, dua, kata. Terlihat fisiknya mulai membaik.
Jumat (20/11), tiba-tiba kabar yang tak kami sangka-sangka datang. Joshua sudah tiada. Pergi selama-lamanya meninggalkan kami. Antara percaya dan tak percaya, kami pun harus menerima kenyataan kehilangan salah satu talenta terbaik kami.
Selamat jalan Josh, teman-teman di brilio.net akan senantiasa mengingatmu sebagai sosok yang penuh dedikasi, dan amat mencintai duniamu, menulis....
Gufron Salim
Saat pertama bertemu, Joshua Riwu Kaho adalah salah satu teman kelompok diskusi, ia memiliki pandangan visi yang sama ke depan di awal seleksi masuk seleksi Kapanlagi Network (KLN).
Pertemuan berikutnya terjadi saat kita bisa ngantor bareng di Jogja. Kantor di mana brilio.net ada saat ini.
Kagum, salut dan kadang ngiri dengan kualitas tulisan yang Josh buat, sempat kepikiran bagaimana Josh bisa sangat kreatif dan begitu produktif di kantor.
Pernah kita ngopi, nonton bareng, makan bareng, cerita bareng, dan semua masih terasa hingga sekarang meskipun Josh telah tiada.
Sepertinya masih baru kemarin kita rapat listicle bareng-bareng di belakang kantor. Secara pribadi, saya merasa kehilangan sosok Josh dengan segala gaya, tingkah, canda, usil dan kadang menjengkelkan. Kamu merupakan sumber inspirasi, banyak yang telah kamu bagi kepada teman-teman kantor. Kamu yang terbaik Josh, kamu sangat mencintai pekerjaanmu.
Ikhlas, saat mendengar kabar duka kepergian Josh dari teman kantor pada Jumat siang. Padahal, malam Jumat kita masih bisa bertemu di RS. Bethesda, aku tak akan lupa Josh.
Ajal tak ada yang tahu, terima kasih atas semua cerita, ilmu, inspirasi yang telah kamu bagi. Maafkan kesalahanku selama ini Josh. Semoga kamu mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin