Brilio.net - Setiap orang pasti memiliki keinginan kehidupannya harmonis, termasuk urusan keluarga. Namun, jalan hidup tak selamanya berkata demikian. Seperti kisah Yelmi (17) yang harus menghadapi getirnya hidup kala orangtuanya bercerai sejak dia berusia sekitar 3 tahun.
Menurut gadis yang tinggal bersama neneknya di Kampung Dadok, Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ini, sejak dia berusia 2 tahun dan ibunya mengandung sang adik enam bulan, ibu dan ayahnya sering bertengkar. Ayahnya menuduh bayi dalam kandungan ibu Yelmi bukanlah darah dagingnya. Karena pertikaian antara kedua orangtuanya sudah tak bisa dikendalikan, akhirnya saat adik Yelmi lahir, kedua orangtua Yelmi bercerai.
Semenjak itu Yelmi dan Rahim ikut neneknya dari pihak ibu. Kala itu, ibu Yelmi tak menemani anak-anaknya tumbuh dan berkembang, begitu pula sang ayah. Saat Yelmi kelas 2 SD barulah sang ibu pulang menemui anak-anaknya. Yelmi mengaku dia dan adiknya tak mengenal baik dengan ibunya. "Tapi, ibu terus bujuk kami bahwa dia ibu kami," kata Yelmi kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Kamis (14/1).
Selanjutnya, ibu Yelmi yang sempat membuka salon bersama paman Yelmi bernama Rudini di daerah Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, lebih banyak menghabiskan waktu dengan Yelmi dan Rahim. Tepat saat Yelmi kelas 6 SD, sang ayah kembali menjenguk Yelmi dan Rahim. Ayahnya ingin bertemu Yelmi dan adiknya.
Jika di depan ayah Yelmi, ibu dan neneknya tak melarang Yelmi adiknya untuk bertemu dengan sang ayah. Lain halnya jika di belakang ayah Yelmi, ibu dan neneknya melarang degan alasan untuk apa baru mengakui Rahim sebagai anaknya sekarang. "Tapi kalau di depan Ayah, ya nggak bilang apa-apa. Nggak enak," jelas gadis yang duduk di bangku kelas 11 SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini. Yelmi juga menambahkan informasi bahwa ayahnya sudah mau mengakui Rahim sebagai anaknya.
Sekalipun dilarang bertemu Ayah, Yelmi dan Rahim akhirnya kerap bertemu sang ayah. Namun sayang, dari hal ini, dia sering mendapat aduan tak mengenakkan dari kedua belah pihak orangtuanya. Menurut penuturan Yelmi, kedua orangtuanya saling menjelek-jelekkan satu sama lain, termasuk alasan keduanya berpisah dulu.
Ayahnya mengatakan ibunya pikirannya hanya uang. Sebesar apa pun penghasilannya, selalu tak cukup di mata ibunya. Sementara itu, ibu Yelmi bilang bahwa ayah Yelmi itu pemalas sehingga ibunya-lah yang berjuang perihal finansial keluarga."Saya jadi bingung, tapi mau gimana lagi. Ya, saya iyakan saja. Tapi saya nggak mau ambil pusing. Permasalahan antar orangtua, ya biar mereka saja yang tahu," sambung Yelmi.
Namun begitu, yang sedikit menggelisahkan Yelmi sekarang ini adalah Rahim yang ikut Ayah di Pekanbaru, Riau. Adik cowoknya yang hanya beda umur sekitar 1,5 tahun dengannya itu semakin bandel semenjak tinggal bersama Ayah. Rahim suka melawan ayahnya, padahal dulu sebelum ikut ayahnya tak begitu.
"Sekarang Rahim nggak mau sekolah. Lulus SMP saja atas hasil musyawarah sekolah. Sekarang dia malah kerja serabutan seperti cuci motor. Katanya yang penting halal. Pulangnya ke Kampung Dadok juga kalau lebaran, soalnya jarak Padang Pariaman ke Pekanbaru bisa satu hari perjalanan," papar Yelmi yang ingin sekali bisa kuliah Jurusan Akuntansi selepas lulus SMA.
Walaupun ayahnya sudah memiliki kehidupan sendiri dengan istri baru, dan ibunya juga sudah bersuami dan beranak 2, Yelmi ingin bisa membanggakan keduanya. Selain itu, Yelmi juga ingin membahagiakan nenek, Paman Rudini, dan saudara-saudara ibunya yang telah membantu membiayai sekolahnya sejak SD sampai SMA sekarang.
"Kalau ada biaya, saya ingin kuliah dan kelak kerja sebagai pegawai. Soalnya di keluarga kami belum ada yang bekerja sebagai pegawai tetap begitu," lanjutnya.
Gadis yang merupakan cucu perempuan satu-satunya dari garis keturuan nenek pihak ibunya ini, juga tetap bersikap baik kepada kedua orangtuanya. Misalnya saja kepada ibunya. Setiap hari berangkat sekolah, dia menghampiri adik tirinya yang masih SD naik motor. Kebetulan ibunya dan keluarga baru tinggal di area Pantai Arta, Sungai Limau, Padang Pariaman, yang dilewatinya saat berangkat dan pulang sekolah. Jarak antara rumah nenek Yelmi di Kampung Dadok dan Sungai Limau sendiri sekitar 15-20 kilometer.
"Saya ingin bisa merawat Ayah dan Ibu saat mereka tua. Walaupun berpisah, mereka tetap orangtua saya. Kalau nggak ada mereka, ya nggak ada saya dan Rahim," pungkas Yelmi.
Cerita ini disampaikan oleh Yelmi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!