1. Home
  2. »
  3. News
7 Januari 2016 11:56

Paku Alam X tak bermain ketapel saat kecil, sebab menyakiti sesama

Saat kecil dia dibebaskan untuk bermain apapun, namun sangat dilarang keras bermain ketapel. Fadila Adelin

Brilio.net - Yogyakarta kembali mengadakan perhelatan besar, Kamis (7/1). Puro Pakualaman mengadakan Jumenengan atau penobatan Raja Paku Alam X yang menggantikan ayahandanya Paku Alam IX yang telah wafat. Paku Alam X tidak hanya sebagai pemangku budaya tetapi juga sebagai wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kanjeng Bendara Pangeran Harya Prabu Suryodilogo terlahir dengan nama Raden Mas Wijoseno Hario Bimo yang akrab disapa dengan Mas Bimo ini lahir 53 tahun silam di Yogyakarta.

Walaupun begitu dirinya menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Jakarta hingga tahun 1979. Setelahnya, Mas Bimo melanjutkan SMA di SMA Negeri 1 Yogyakarta, yang merupakan SMA Negeri terbaik di Jogja.

Pendidikan tingginya ditempuh di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Dirinya kini menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan.

Prestasi yang diraihnya ini ternyata tidak lepas dari didikan kakeknya yang merupakan Paku Alam VIII. Sewaktu kecil, dirinya yang merupakan cucu pertama, memiliki kedekatan dengan sang kakek. Saat kecil dia dibebaskan untuk bermain apapun, namun sangat dilarang keras bermain ketapel.

Dari larangan keras ini, terlihat bahwa ada nasihat untuk tidak menyakiti sesama makhluk hidup, apalagi jika menganggap bahwa menyakiti makhluk hidup tersebut adalah sebuah permainan. Kakeknya menasihati agar ia menghargai karya orang lain apapun bentuknya.

Selain harus menghargai karya orang lain, pada suatu peristiwa, ia juga dinasihati bahwa setiap orang memiliki fungsi dan kewajiban masing-masing, sehingga jangan memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang tidak berada dalam kewenangannya.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags