Brilio.net - Kerja kantoran di dalam ruangan ternyata tak selamanya nyaman. Tak sedikit orang yang malam memilih kerja lapangan. Hal itulah yang dialami Singgih Budi Priyono (57). Sudah kerja jadi staf kantor pusat Tamansiswa, ia malah memilih pindah jadi pembersih makam Ki Hadjar Dewantara di Taman Wijaya Brata Yogyakarta.
Kepindahan profesinya ini sebenarnya tak disengaja. Sebelumnya ia merupakan salah satu staf di kantor pusat Perguruan Tamansiswa yang berada di Yogyakarta. Di kantor tersebut, pegawai yang mulai mengabdi sejak 1984 itu ditugasi pada bidang urusan pertanggungan jiwa dan dana pensiun. "Tahun 2000, tugas saya bertambah membawahi tukang bersih Taman Wijaya Brata yang merupakan makam Ki Hadjar Dewantara ini," terang Singgih saat ditemui brilio.net, Jumat (1/5).
Ia bercerita bahwa tahun 2010 terjadi kekosongan pembersih makam. Sebelumnya sudah tiga orang jaga makam tersebut tapi mengundurkan diri. "Meskipun sepele tapi tugasnya ternyata berat, harus merawat dan membersihkan makam. Barangkali itu yang membuat mereka mundur," katanya.
Saat terjadi kekosongan tukang bersih makam itulah muncul dalam benaknya untuk banting setir dari kerja kantoran ke kuburan. Apalagi ia merasa sudah cukup jenuh dengan aktivitasnya di kantor. Jadilah ia yang sebelumnya mengurus tukang bersih makam itu kini jadi tukang bersihnya sendiri.
Meski level pekerjaannya berbeda, Singgih tak merasa malu. Istri dan anak-anaknya pun tak ada yang menentang keputusannya itu. "Saya malah merasa enak kerja seperti ini, pikiran malah nggak sumpek," terang warga asli Yogyakarta itu.
Ia pun malah merasa bangga lantaran bisa mendedikasikan diri untuk merawat makam tokoh pendidikan Indonesia itu. Setiap harinya Singgih mulai bekerja pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 14.00 WIB. Setiap berangkat dan pulang, ia pun tetap harus melakukan presensi kehadiran di kantor pusat Tamansiswa seperti aktivitasnya saat masih bekerja di kantor itu.
Saat brilio.net menemuinya, ia tampak sibuk membersihkan makam itu karena akan dijadikan tempat upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei. "Hari ini (Jumat, 1/5) semua harus beres, saya lembur sampai sore," terangnya.
Begitulah, kenyamanan dalam menjalani pekerjaan ternyata lebih penting daripada sekedar memburu tempat bekerja yang prestisius.