Brilio.net - Segitiga Bermuda merupakan suatu wilayah yang berada di Samudra Atlantik yang memiliki luas 1,5 juta mil persegi atau 4 juta km persegi. Dikatakan Segitiga Bermuda karena wilayah tersebut membentuk garis segitiga antara Bermuda di bagian utara, Puerto Riko di bagian selatan, dan Florida di bagian barat.
Ternyata, Segitiga Bermuda tidak hanya ditemui di Samudra Atlantik saja. Segitiga Bermuda juga dapat ditemui di Indonesia. Benarkah?
Ya, Segitiga Bermuda di Indonesia terdapat di Masalembo. Masalembo adalah daerah kepulauan yang berada di daerah pertigaan Laut Jawa dan Selat Makassar. Pulau-pulau yang membentuk Segitiga Masalembo adalah Pulau Bawean, Kota Majene, dan Kepulauan Tengah.
Kejadian alam di Segitiga Masalembo dapat mengakibatkan perbedaan tekanan untuk setiap siklus harian ataupun tahunan. Di daerah tersebut sering terjadi tornado, badai, hurricane atau typhon secara tiba-tiba. Siklus yang terjadi di Segitiga Masalembo hampir sama dengan yang terjadi di Segitiga Bermuda Atlantik.
Untuk daerah Segitiga Bermuda di Samudera Atlantik akan memiliki gaya gravitasi terbalik atau dikenal dengan anomali magnetik graviti. Setiap kompas dan alat navigasi elektronik akan terganggu apabila mendekati atau terbang di atas lokasi Segitiga Bermuda. Hal ini diakibatkan adanya daya magnet yang terbalik.
Namun, hal yang berbeda dijumpai pada Segitiga Masalembo di Indonesia. Berdasarkan sumber data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Indonesia secara umum memiliki deklinasi dan iklinasi yang sangat kecil. Hal itu berarti tingkat intensitas magnetiknya rendah. Sehingga mustahil untuk ada daerah yang memiliki anomali magnetik.
Hal ini kemudian menjadi pertanyaan tentang pesawat Adam Air penerbangan 574 yang jatuh di perairan Masalembo dan diperkirakan salah satunya karena efek dari Segitiga Masalembo. Padahal dari data NOAA, di daerah perairan Masalembo tingkat magnetiknya normal, bahkan dapat dibilang rendah. Keunikan Segitiga Masalembo ini yang membedakannya dengan Segitiga Bermuda Atlantik.