1. Home
  2. »
  3. News
31 Agustus 2015 17:08

Sedih, tak semua mantan penderita gangguan jiwa bisa diterima

Sebagian besar orang gangguan jiwa menerima perlakuan berbeda saat kembali ke masyarakat. Fadila Adelin

Brilio.net - Apa sih yang kamu rasakan jika bertemu orang gila? takut? Ya, kebanyakan orang menganggap bahwa orang gila adalah sosok yang menakutkan dan sebaiknya dihindari. Tidak heran seringkali kita temukan kasus orang gila yang dipasung karena dianggap membahayakan.

Memang orang yang mengalami gangguan jiwa dan sudah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa tidak menutup kemungkinan bisa sembuh total. Masalah selanjutnya, bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?

Sebagian besar orang yang mengalami gangguan jiwa menerima perlakuan berbeda saat kembali ke masyarakat. Permasalahan tersebut dibenarkan oleh dr. Rukmi Sukningsih Sp.KJ salah seorang dokter jiwa di Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Pakem, Yogyakarta. Rukmi bercerita, banyak mantan pasiennya yang seringkali kembali ke RSJ karena tidak diterima oleh masyarakat.

"Permasalahannya, ketika mereka tidak diterima dan mereka tertekan akibat penolakan tersebut dikhawatirkan akan memicu rasa depresi kembali. Kalaupun tidak, mereka bisa berakhir di jalanan dan jadi gelandangan," ujar Rukmi kepada brilio.net Senin (31/8)

Lebih lanjut Rukmi bercerita pernah memiliki seorang kakek pasien gangguan jiwa sebut saja namanya Mbah Jum. Gangguan jiwa yang dialami karena sapi miliknya dicuri. Setiap hari Mbah Jum keliling kampung mencari sapinya yang hilang.

Bahkan ketika sudah masuk ke rumah sakit, Mbah Jum masih suka menggumam mencari sapinya. Setelah dua tahun rutin pengobatan, Mbah Jum dinyatakan sembuh dan siap dikembalikan kepada keluarganya dengan catatan masih harus konsultasi.

"Saat itu yang terjadi ternyata anak-anak Mbah Jum tidak menerima kembali, tidak mengurusinya sampai akhirnya beliau meninggal di jalanan. Saya tahu berita tersebut saja setelah dia meninggal," cerita Rukmi

Lain lagi dengan pasiennya yang sebut saja dia Mawar. Perempuan ini menderita gangguan jiwa akibat calon suaminya meninggal saat hari pernikahan mereka. Mawar mengalami depresi berat sehingga berakibat gangguan jiwa. Mawar pun menjadi pasien Rukmi saat keluarganya sudah tidak sanggup merawatnya.

Selama lima tahun Rukmi menangani Mawar dan saat kembali ke rumah Mawar mendapat tekanan dari keluarganya. "Keluarganya melarang Mawar untuk keluar rumah karena malu dengan tetangga. Saya bersyukur Mawar masih bisa tegar. Dia mengabari saya, merantau ke Surabaya di mana orang tidak tahu masa lalunya," ujar Rukmi

Menurut Rukmi, dukungan keluarga adalah hal terpenting dari segalanya. Ketika keluarga memberikan dukungan penuh lama-kelamaan tetangga dan masyarakat pun akan menerimanya kembali. Namun berbeda cerita jika keluarga saja sudah malu maka yang terjadi mantan penderita akan semakin mendapat diskriminasi dari masyarakat.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags