Brilio.net - Menjelang akhir tahun, Kota Yogyakarta semakin ramai dengan adanya acara rutin Sekaten 2015. Hajatan keraton yang rutin digelar tahunan ini merupakan sejenis pasar malam dan hiburan untuk warga Kota Yogyakarta memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di tengah hiruk pikuknya berbagai kalangan masyarakat yang menikmati Sekaten, sekumpulan pemuda membawa plastik besar sambil memunguti sampah.
Mereka adalah komunitas Jogjakarta Garuk Sampah. Mereka adalah komunitas yang aktif berkampanye memerangi sampah di Kota Yogyakarta. Komunitas yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat ini telah melakukan gerakan memungut sampah sejak awal tahun 2015.
BACA JUGA :
6 Komunitas anak muda ini ajari kamu peduli kaum papa, brilio!
"Awalnya gerakan ini dimotori pendatang yang sedang menjalankan studi di sini. Ketika jalan-jalan diseputaran kota dia selalu memunguti sampah sekecil apapun. Dari situ ia mulai mengajak kami semua untuk melakukan gerakan nyata," ujar Bekti Maulana, koordinator komunitas Jogjakarta Garuk Sampah kepada brilio.net, Kamis (10/12).
Hanya bermodalkan kantong plastik besar dan sarung tangan komunitas ini dengan sukarela memunguti sampah di seputaran Kota Yogyakarta. Gerakan ini mereka lakukan setiap seminggu sekali pada Rabu malam. Tidak pandang bulu, semua sampah yang terlihat berserakan dipunguti. Termasuk sampah yang terhitung kecil seperti bungkus permen atau puntung rokok.
"Kedepannya kami ingin mengolah sampah yang kami punguti. Jadi setelah memunguti sampah, selanjutnya akan kami olah. Kalau sekarang kami belum punya tempat dan alatnya, jadi setelah kami punguti ya kami buang begitu saja di tempat sampah," ungkap Bekti.
Memang sangat disayangkan, event sebesar Sekaten tampak tidak banyak tempat sampah yang disediakan oleh panitia. Hal ini membuat beberapa pengunjung kebingungan ketika hendak membuang sampah.
BACA JUGA :
Anak muda dunia berkumpul menemukan inovasi 'mengawinkan' sains & seni