1. Home
  2. »
  3. News
3 November 2015 10:05

Selingkuh ternyata ada tinjauan sainsnya lho, ini penjelasannya

Seberapa pun "sempurnanya" pasangan, perselingkuhan tetap bisa terjadi. Ahada Ramadhana
Ilustrasi perselingkuhan. (foto: sciencealert)

Brilio.net - Perselingkuhan terjadi kehidupan manusia, baik sejak masa pacaran maupun ketika telah menikah. Tidak ada satu pun alasan yang membenarkan perbuatan tersebut. Seberapa pun "sempurnanya" pasangan, perselingkuhan tetap bisa terjadi, baik dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan. Perselingkuhan bahkan juga dilakukan oleh mamalia lain selain manusia.

Dikutip dari Asap Science dan Science Alert,, hanya 3% mamalia yang mampu hidup secara monogami, manusia masuk ke dalamnya. Kode genetik reseptor dopamin merupakan penyebab seseorang berselingkuh. Hormon kebahagiaan ini keluar sesaat setelah seseorang melakukan hal yang menyenangkan, seperti makan, olahraga, dan orgasme.

Varian gen alel juga memengaruhi tingkat selingkuh. Dikutip dari ghr.nlm.nih.gov, alel adalah salah satu dari dua atau lebih versi gen. Seorang individu mewarisi dua alel untuk setiap gen, satu dari setiap orangtua. Jika dua alel yang sama, individu homozigot untuk gen itu. Jika alel berbeda, individu heterozigot. Meskipun istilah "alel" awalnya digunakan untuk menggambarkan variasi antara gen, sekarang juga mengacu pada variasi antara urutan DNA.

Pada 2010, sebuah studi AS yang melibatkan 181 relawan menemukan bahwa pelaku selingkuh dari kelompok orang dengan gen alel panjang mencapai angka 50%, sedangkan kelompok gen alel pendek hanya 22% yang melakukan selingkuh. Orang dengan gen alel panjang memiliki kecenderungan sebagai pengambil risiko dan rentan dengan perilaku adiktif seperti rokok dan alkoholik.

Tingkat hormon vasopressin juga berperan dalam urusan selingkuh ini. Sama dengan oksitosin, yang merupakan hormon kasih sayang, vasopressin juga berkaitan dalam hal kepercayaan, empati, dan kedekatan sosial. Sebuah studi lain mencoba menyuntikkan hormon ini pada tikus yang hidup poligami. Hasilnya menunjukkan bahwa jika hormon ini disuntikkan ke otak, bisa meningkatkan kemungkinan mereka hidup monogami.

Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2014 kepada 7.000 orang kembar Finlandia menyatakan bahwa para peselingkuh itu memiliki kode genetik varian tertentu yang menanggapi reseptor vasopressin. Hal ini menunjukkan bahwa level vasopressin yang rendah memberi dampak untuk berselingkuh.

BACA JUGA :
Berniat pamer keseksian, perempuan ini malah ketahuan selingkuh, apes!


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags