Brilio.net - Kamu mudah sekali menjumpai teman yang kadang sulit untuk disuruh orang tua dengan segudang alasannya. Tapi, begitu gebetan minta jemput, kakinya terasa ringan buat melangkah. Selintas ini tampak biasa, tapi apa sudah tepat?
Parahnya, tidak cuma tindakan seperti itu yang sering dijumpai di masyarakat. Berikut brilio.net rangkum beberapa kebiasaan yang tampak benar, tapi terasa aneh jika dipikirkan lebih jauh, Rabu (7/10).
BACA JUGA :
11 Ilustrasi ini membolak-balikkan kebiasaan manusia
1. Anak dititipkan, uang serius dijaga sendiri
Kamu pernah dengar anak adalah harta yang tak ternilai? Kalau iya, yang jadi pertanyaan kenapa orangtua banyak yang menitipkan dan mempercayakan anaknya ke tetangga. Di satu sisi, mereka menyimpan perhiasan serta harta pribadi di rumah tanpa diketahui orang lain. Terasa nggak rela jika harta dititipkan kepada tetangga, tidak begitu dengan anak yang juga harta tak ternilai.
BACA JUGA :
Ungkapan khas orang Indonesia ini bisa jadi hanya basa-basi
"Meskipun banyak orang yang menitipkan anaknya ke tetangga yang lain ketika ke luar rumah, aku nggak pernah melakukannya. Menurutku, anak adalah harta yang tak tenilai," Kata Uswatun (27) ibu rumah tangga yang juga seorang guru di sekolah dasar (SD).
Kejadian sarkasme terhadap anak begitu tinggi, sehingga keselamatan anak patut dipriotaskan oleh orang tua. Meskipun banyak alasan untuk menitipkan anak pada orang lain, tapi alangkah baiknya orangtua untuk lebih mawas mengingat anak tak ternilai dibanding harta benda.
2. Sopan ke orang lain, cuek ke orangtua
Pernah nggak sih kamu bertemu orang baru yang lebih tua dan tanpa sadar tatakrama kamu lebih sopan daripada saat kamu bertemu orangtua kandung? Meskipun tanpa sadar, tingkah laku seperti ini banyak dijumpai.
"Ketika ketemu orang baru, sudah menjadi kebiasaan bersikap sopan. Dan ketika berinteraksi dengan orangtua sendiri tetap sopan, tapi tidak seperti ketemu orang baru. Ketemu orangtua sering banget jadi sudah sopan seperti biasa," kata Mirza (22) mahasiswa asli Jogja.
3. Patuh pada gebetan lebih dari orangtua
Nah, perihal tingkah yang satu ini sudah sering kamu jumpai. Ketika ibu nyuruh si anak untuk beli garam di toko sebelah rumah, entah kenapa terasa berat banget buat pergi. Bandingkan saat gebetan kirim SMS minta jemput atau minta antar ke pasar malam, tanpa pikir panjang langsung meluncur.
"Suasana baru, kondisi baru dan juga pingin gebetan respek sama kita. Kalau orangtua pasti selalu respek sama anaknya. Bagaimana caranya bisa tau banyak hal tentang si doi, mau nggak mau pingin lebih jauh masuk ke kehidupannya," kata Awi (21), mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Malang.
4. Berat menyumbang tapi enteng bersenang-senang
Tak habis pikir, ketika akan disumbangkan, uang serasa berubah nominalnya menjadi besar sehingga sayang untuk dikeluarkan. Tapi, ketika urusan senang-senang, berapa pun nominalnya bakal tetap direalisasikan.
"Iya, aku pernah merasa berat untuk mengeluarkan harta buat sumbangan sosial, kadang lebih mikir-mikir untuk keperluan pribadi. Tapi, sekarang aku pingin berbagi," Kata Gaby (24) salah satu karyawan swasta di Jogja.
Sah-sah aja bila dibilang itu harta milik pribadi, suka-suka saja mau dipakai buat apa. Namun, alangkah bersyukurnya masih diberi kelebihan daripada banyak orang yang memiliki kekurangan dan sangat membutuhkan uluran tangan kamu.