Brilio.net - Kebayang kan betapa ribetnya bikin mainan atau patung yang ukurannya mini? Susah mengukirnya dan pasti proses pembuatannya butuh waktu yang lama. Kalau pun ada, mesin pencetak benda-benda 3D pasti harganya mahal.
Hal itu sempat terpikirkan dalam benak Noor Hadi, siswa kelas 4 SMKN 7 Semarang. Dia lantas berniat untuk menciptakan suatu alat yang dapat membantu kinerja pencipta barang 3D mini. Terinspirasi dari Ditech Engineering, perusahaan teknologi di Salatiga, dia sangat ingin membuat printer 3D.
Kemudian ide brilian tersebut dia tawarkan ke teman-temannya. Tujuh belas temannya pun memberi tanggapan positif. Mereka beranggapan ide tersebut bisa digunakan untuk tugas akhir, yang menjadi syarat kelulusan.
Dijelaskan kepada brilio.net, Selasa (13/4), bahwa untuk bisa mencetak benda 3D harus disiapkan dahulu desain benda melalui aplikasi Auto CAD di komputer.
"Setelah desain benda selesai, kemudian file harus disimpan dengan format .stl. Terakhir, untuk mencetaknya kita harus punya aplikasi replicator 3D yang sudah dikoneksikan ke printer ini," ujar Noor.
Meski bukan yang pertama, printer yang pembuatannya menghabiskan dana Rp 7 juta ini memiliki keistimewaan tersendiri. Siswa-siswa tersebut telah menorehkan banyak inovasi sehingga printer buatan mereka beda dari yang lain. "Body case-nya dari akrilik jadi lebih awet. Printer ini juga bisa mencetak dudukan handphone, mainan, atau bahan atom padat lainnya dari serat jagung, jadi lebih ramah lingkungan," kata dia bangga.
Saat ini ukuran maksimal benda 3D yang bisa dicetak adalah 12 x 12 x 12 cm. Dengan ukuran tersebut, suatu benda dapat selesai dicetak dalam kurun waktu 5 jam. Demi meningkatkan peforma, adik-adik kelas mereka turut melakukan pengembangan dan penyempurnaan printer 3D tersebut. Setelah minim kekurangan, mereka akan menjual printer itu ke khalayak umum.