Brilio.net - Kemajuan dunia kedokteran dan medis melahirkan berbagai alternatif pengobatan. Salah satu kemajuan dunia kedokteran di Indonesia yang saat ini sudah mulai terlihat adalah penggunaan stem cell atau sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit berat.
Sel punca bisa diambil dari sejumlah bahan seperti sumsum tulang belakang, plasenta, hingga sel lemak. Orang-orang yang gemuk itu menyimpan bahan baku stem cell, ujar Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Muhammad Nasir saat berkunjung ke Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Rabu (6/1).
BACA JUGA :
Penelitian terbaru, parasit malaria ternyata juga bisa obati kanker!
Nasir menyebutkan saat ini ada sekitar 11 rumah sakit di Indonesia yang sudah mengembangkan sel punca. Dia berharap setiap rumah sakit mengembangkan penelitian sel punca dari bahan yang berbeda-beda, sehingga kemajuan dunia pengobatan sel punca di Indonesia bisa melampaui negara-negara lain. Dia berharap di masa mendatang, kemajuan dunia medis dan kedokteran Tanah Air bisa mengobati semua penyakit yang dikeluhkan masyarakat Indonesia sehingga mereka tidak perlu berobat ke luar negeri.
Sedangkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Ratna Sitompul SpM(K), juga menyebutkan bahwa sel lemak yang dimiliki manusia, khususnya mereka yang gemuk bisa menjadi bahan baku sel punca. Sel lemaknya itu diolah dulu, sehingga menjadi stem cell, baru kita berikan kepada penyakit penyakit tertentu, ujar Ratna.
Ratna menyebutkan, secara umum, pengobatan sel punca biasanya dipergunakan untuk berbagai penyakit yang sudah tidak bisa lagi memanfaatkan tindakan operasi ataupun pemberian obat.
Salah satu penyakit yang menggunakan pengobatan dengan sel punca adalah penyakit jantung yang saat ini misalnya dilakukan oleh dokter Teguh Santoso. Biaya penelitian stem cell sangat mahal, hanya berapa individu yang sudah menggunakan hal tersebut. Ada sekitar 50 individu yang menggunakan hal tersebut, kata Ratna.
Sel punca juga dimanfaatkan untuk mengobati kelainan tulang. Pengobatan kelainan tulang ini akan lebih lebih cepat jika dibanding tidak menggunakan sel punca. Namun tidak semua penyakit bisa diobati dengan stem cell, tambah Ratna.
Menurutnya pengobatan dengan sel punca sudah diaplikasikan kepada pasien namun dalam skema penelitian. Tidak semua orang bisa melakukannya. Karena untuk mengisolasi stem cell dan menyuntikkannya kepada pasien membutuhkan fasilitas kesehatan dan penelitian yang sangat canggih.
Karena kalau dikerjakan sembarang bisa menyebabkan kanker, karena satu sel bisa berkembang menjadi macam-macam organ, jadi masyarakat harus hati-hati. Karena tidak semua fasilitas di rumah sakit mampu dan diizinkan pemerintah untuk pemberian stem cell.